RI Mulai Jinakkan Corona? Harapan Nyata atau PHP Belaka?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 October 2020 11:43
Industri Galeri Batik Khas Bogor
Foto: Industri Galeri Batik Khas Bogor (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski masih mengkhawatirkan, mulai ada harapan bahwa Indonesia perlahan mampu mengendalikan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun, apakah harapan ini nyata atau palsu belaka?

Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona per 20 Oktober 2020 adalah 368.842 orang. Bertambah 3.602 orang dibandingkan posisi hari sebelumnya. Ini adalah kenaikan kasus harian terendah sejak 15 September.

Dalam 14 hari terakhir (7-20 Oktober), rata-rata pasien baru bertambah 4.119 orang. Turun sedikit dibandingkan rata-rata 14 hari sebelumnya yaitu 4.161 orang.

Sementara jumlah pasien sembuh terus meningkat. Per 20 Oktober, jumlah pasien yang sudah dinyatakan bebas virus corona mencapai 293.653 orang. Bertambah 4.410 orang (1,52%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Secara nominal, rata-rata pasien sembuh bertambah 4.087 orang per hari dalam dua pekan terakhir. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 3.724 orang per hari.

Penurunan kasus baru yang dibarengi dengan peningkatan pasien sembuh membuat tingkat kesembuhan (recovery rate) Indonesia naik. Per 20 Oktober, recovery rate ada di 79,61%, naik dibandingkan sehari sebelumnya yaitu 79,19%.

Rata-rata recovery rate harian dalam 14 hari terakhir adalah 77,61%. Naik cukup tajam dibandingkan 14 hari sebelumnya yang sebesar 74,47%. Artinya, peluang pasien untuk sembuh dari serangan virus corona semakin besar.

Berbagai data tersebut menunjukkan bahwa sepertinya Indonesia mulai bisa menjinakkan pagebluk virus corona. Namun bukan berarti kita bisa berleha-leha. Sebab, ada kemungkinan kasus yang muncul ke permukaan baru sebatas gunung es.

Rasanya banyak kasus yang belum terekspos karena uji corona di Tanah Air masih sedikit. Mengutip data Worldometer, saat ini Indonesia telah melakukan uji corona terhadap 4.123.624 spesimen. Hanya 15.028 orang per 1 juta penduduk yang sudah menjalani tes, relatif rendah bahkan untuk ukuran Asia Tenggara. Kalah jauh dibandingkan Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, apalagi Singapura.

Dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk terbesar dunia, rasio tes per 1 juta penduduk di Indonesia pun rendah. Di antara 10 negara, Indonesia hanya lebih baik dari Bangladesh dan Nigeria.

Dengan masih mininya kapasitas tes, ke depan tentu jumlahnya akan semakin bertambah. Peningkatan tes bakal membuat probabilitas penemuan kasus baru meningkat.

Oleh karena itu, Indonesia belum bisa berbangga. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, terutama dalam hal menggenjot tes. Sebab tanpa tes yang memadai, hasil yang diperoleh menjadi kurang komprehensif sehingga kebijakan yang diambil menjadi bisa jadi tidak tepat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular