
IMF Ungkap Senjata Ampuh Bebas dari Resesi Ekonomi & Covid-19
![Managing Director Kristalina Georgieva, September 25, 2019, Washington. [Photo: AFP/Eric Baradat]](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/03/25/6338a7b7-c28a-4f86-9ec9-030325d97b23_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menyebutkan perekonomian global akan dapat tumbuh sebesar US$ 9 triliun pada 2025 dan melakukan pemulihan yang lebih cepat dengan adanya kerja sama internasional terhadap penemuan vaksin Covid-19.
Direktur Pelaksana IMF Kristina Georgieva mengatakan perbaikan perekonomian dunia ini dapat menjembatani kesenjangan antara negara yang lebih miskin dan lebih kaya.
"Kemajuan solusi medis yang lebih cepat dapat mempercepat pemulihan; itu dapat menambah hampir US$ 9 triliun ke pendapatan global pada 2025," kata Kristina dalam pertemuan komite pekan ini, dilansir dari Business Insider, Minggu (18/10/2020).
Dalam laporan terbarunya, IMF memperkirakan PDB global tahun ini akan terkontraksi 4,4%, membaik dibanding dengan kontraksi 4,9% yang diprediksi sebelumnya.
Tahun depan diperkirakan PDB global akan rebound dengan perkiraan pertumbuhan di kisaran 5,2%-5,4%.
Namun demikian, Kristina menyebutkan utang global tahun depan akan membengkak ke rekor tertingginya 100% dari PDB. Hal ini lantaran seluruh negara perlu meningkatkan pengeluarannya untuk memberantas Covid-19 dan mendorong pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, Institute for International Finance menyebutkan utang global akan naik menjadi lebih dari US$ 255 triliun pada 2019 dan saat ini US$ 87 triliun lebih tinggi daripada selama awal krisis keuangan.
Dia juga memperingatkan kepada negara-negara berpenghasilan rendah yang utangnya naik drastis di tahun ini.
Utang di negara emerging dan berkembang telah menembus rekor US$ 55 triliun tahun lalu, berdasarkan data Bank Dunia. Kristina mengungkapkan, privatisasi yang lebih besar dapat membantu mengurangi angka ini.
IMF menekankan perlunya akses yang setara dan terjangkau ke vaksin Covid-19 yang efektif sebagai cara untuk melindungi ekonomi dari kerusakan jangka panjang.
Perlu diketahui, saat ini lebih dari 10 vaksin sedang menjalani uji klinis tahap akhir di seluruh dunia, menurut WHO. Paling maju adalah vaksin dari Moderna dan AstraZeneca.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Warga China Buru Vaksin Pfizer Cs ke Luar Negeri