Curhatan Ganjar Pranowo Memimpin "Supermarket Bencana"

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
12 October 2020 19:14
Ganjar Pranowo (Cnbc Indonesia/Shalini)
Foto: Ganjar Pranowo (Cnbc Indonesia/Shalini)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang kerap dilanda bencana, bahkan berpotensi adanya gempa megathrust.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan karena banyaknya bencana yang terjadi, dirinya sempat menggunakan istilah Jawa Tengah Supermarket Bencana. Tapi kemudian diprotes dan kemudian menggunakan istilah Laboratorium Bencana

"Di Jawa Tengah ada 5 gunung api aktif. Musti mitigasi sejak awal. Jawa Tengah dilewati sesar aktif, bahkan ada potensi megathrust. Inilah wilayah kabupaten kota risiko tinggi," katanya dalam "Bulan PRB 2020- Ketanggungan daerah" secara virtual di Jakarta, Senin (12/10/2020).

Menurutnya, berdasarkan indeks risiko bencana, Pada 2018 lalu, provinsi Jawa Tengah pada indeks risiko tinggi urutan 17 nasional. Untuk itu, perlu adanya kerjasama antara Bupati, Walikota, PIM hingga SAR.

"Bahkan sekarang didorong level desa, sehingga munculkan desa tangguh bencana, kerjasama Perguruan Tinggi, bahkan kita mulai mengajak ibu-ibu, anak-anak, semua untuk peduli terhadap bencana. mereka bisa paham sehingga bisa bersikap dan bertindak," terangnya.

Dia juga menjelaskan, ada tren kejadian, di mana pada 2017 tingginya bencana tanah longsor. Bencana ini, menjadi satu tingkat dengan bencana lain seperti puting beliung dan banjir. Dan menurutnya, bencana ini ada di banyak tempat, sehingga dia menghimbau untuk membuang sampah pada tempatnya dan banyak menanam pohon.

"Ini upaya yang siklus berjalan terus menerus. Sekarang diramalkan La nina akan cukup panjang di Jawa Tengah. Bahkan seperti biasa kering dahsyat sudah tidak, September masih hujan terus, la nina sudah jalan," pungkasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan mengatakan Indonesia dihadapkan pada ancaman bencana yang besar dengan dampak yang luas.

"Dari dulu sekarang dan yang akan datang, dihadapkan pada ancaman bencana biologi maupun lainnya. Saat ini ancaman bencana makin besar dan dampaknya makin luas terkait pemanasan global dan perubahan iklim," katanya.

Dia juga mengatakan, saat ini ditambah lagi Indonesia dan negara lain di dunia masih menghadapi Covid-19. Pandemi ini akhirnya resmi ditetapkan sebagai bencana nasional pada 13 April 2020 "Sampai 11 Oktober jumlah masyarakat terkonfirmasi positif sejumlah 333.449," ujarnya.

Dia menambahkan, dengan banyaknya bencana alam dan non alam dengan tren semakin meningkat, maka banyak hal yang bisa dilakukan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Gempa & Tsunami, BNPB Ingatkan Soal Patahan Lembang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular