Setelah GE, Kini Mitsui Menyusul Akan Keluar dari Proyek PLTU

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah bulan lalu GE, perusahaan penyedia teknologi pembangkit listrik asal Amerika Serikat mengumumkan akan keluar dari bisnis proyek pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, kini perusahaan asal Jepang yakni Mitsui & Co Ltd berencana menjual sisa kepemilikan sahamnya di semua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan beralih ke gas pada 2030.
Hal ini seperti diungkapkan CEO Mitsui Tatsuo Yasunaga dalam wawancara khusus bersama Reuters, seperti dikutip dari Reuters pada Senin (12/10/2020).
Tatsuo mengatakan pada akhir dekade ini perusahaan akan menjual sisa kepemilikan sahamnya di proyek PLTU batu bara dan beralih ke gas. Hal ini untuk mencapai target emisi 0% dan mewujudkan energi bersih pada 2050.
"Kami masih memiliki saham di pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia, China, Malaysia dan Maroko, tetapi tujuan kami adalah menjadikannya nol pada 2030," kata CEO Mitsui Tatsuo Yasunaga dalam wawancara khusus dengan Reuters pada Jumat (09/10/2020).
Pernyataan CEO Mitsui itu muncul di tengah sejumlah perusahaan global juga menyatakan beralih dari bisnis batu bara guna mengurangi emisi karbon dioksida yang dinilai berdampak negatif pada perubahan iklim.
Mitsui yang dua per tiga keuntungannya dicetak dari sektor energi dan logam, juga tengah beralih dari minyak.
"Dengan krisis Covid-19, kami telah menunda investasi di beberapa proyek hulu minyak, tetapi untuk proyek gas alam cair (LNG) masih tetap berjalan sesuai rencana," katanya.
Melalui kepemilikan ekuitas, Mitsui memproduksi minyak sebanyak 78.000 barel per hari (bpd) dan gas sebesar 181.000 barel setara minyak per hari (boepd). Namun demikian, kontribusi dari produksi minyak mentahnya akan turun pada 2030 karena pada empat tahun mendatang sejumlah proyek LNG perusahaan di Mozambik dan Arktik Rusia dijadwalkan mulai beroperasi.
"Energi terbarukan tidak dapat menggantikan semua sumber daya lainnya dalam sekejap. Gas berjalan baik karena pembangkit listrik berbahan bakar gas mudah dinyalakan dan dimatikan," katanya seraya menambahkan bahwa Mitsui juga tertarik pada energi yang lebih bersih seperti pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai dan proyek hidrogen.
Di luar bisnis sektor sumber daya dan energi, Mitsui juga bertaruh pada bisnis bidang perawatan kesehatan, terutama melalui operator rumah sakit di Malaysia IHH Healthcare Bhd di mana Mitsui memiliki saham 32,9%.
"Pandemi telah membantu menyebarkan diagnosis secara virtual dan layanan lainnya di Singapura dan Malaysia, sehingga membantu rencana kami menggunakan data untuk menyediakan layanan baru, termasuk nutrisi dan pencegahan penyakit," katanya.
Mitsui adalah satu dari lima perusahaan trading Jepang yang dibeli Warren Buffett melalui Berkshire Hathaway Inc sebesar 5% saham pada bulan Agustus dengan kemungkinan meningkatkan kepemilikannya menjadi 9,9%.
Dia mengatakan, Mitsui telah melakukan kontak dengan investor AS dan tidak menerima permintaan khusus.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fokus EBT, GE Umumkan Keluar dari Proyek PLTU Batu Bara