
GE Keluar dari Proyek PLTU, Gimana Nasib PLTU di Indonesia?

Jakarta, CNBC Indonesia - GE, perusahaan penyedia teknologi pembangkit listrik asal Amerika Serikat, pada Senin lalu (21/09/2020) mengumumkan bahwa perusahaan akan keluar dari bisnis proyek pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Bisnis GE Steam Power, anak usaha GE yang bergerak di bidang penyediaan teknologi PLTU, saat ini akan berkoordinasi dengan pelanggan untuk mencapai komitmen baru ini, dan kemungkinan perusahaan akan melakukan divestasi, penutupan lokasi, dampak terhadap pemotongan tenaga kerja, dan pertimbangan lainnya yang sesuai mengingat saham anak usaha juga dimiliki publik.
Lantas, bagaimana nasib sejumlah PLTU di Indonesia yang memiliki teknologi turbin dari GE?
Juru Bicara GE Power Andrea Doane mengatakan perusahaan akan tetap melanjutkan melayani proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara yang telah ada di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pihaknya juga tetap berkomitmen untuk mengerjakan kewajiban yang telah dijanjikan kepada konsumen.
"GE Steam Power akan terus melanjutkan memberikan pelayanan kepada proyek PLTU yang telah ada secara global, termasuk yang ada di Indonesia," ungkapnya kepada CNBC Indonesia melalui pesan email pada Kamis (24/09/2020).
Dia mengatakan, ke depan GE akan fokus dan berinvestasi pada bisnis inti di bidang energi terbarukan dan pembangkit listrik, serta akan bekerja untuk membuat listrik semakin terjangkau, andal, mudah diakses, dan berkelanjutan di seluruh penjuru dunia.
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, salah satu proyek PLTU yang akan menggunakan teknologi dari GE yaitu PLTU Tanjung Jati A, Jepara, Jawa Tengah berkapasitas 1.320 Mega Watt (MW). Namun proyek ini masih dalam tahap perencanaan. Adapun pengembangnya yaitu konsorsium PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dan YTL Jawa Energy BV yang masing-masing akan memiliki saham 20% dan 80%. Proyek senilai US$ 2,8 miliar ini awalnya ditargetkan untuk bisa beroperasi pada 2022.
Sebelumnya, Russell Stokes, SVP GE dan CEO GE Power Portfolio, mengatakan bahwa dengan transformasi berkelanjutan GE, perusahaan berfokus pada bisnis pembangkit listrik yang memiliki nilai ekonomi yang menarik dan bertumbuh.
"Saat kami bermaksud keluar dari pasar PLTU baru, kami akan terus mendukung pelanggan kami, membantu mereka untuk menjaga pembangkit listrik mereka tetap berjalan dengan cara yang hemat biaya dan efisien dengan teknologi dan keahlian layanan terbaik di kelasnya," tutur Stokes.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fokus EBT, GE Umumkan Keluar dari Proyek PLTU Batu Bara