
Efek Ngeri Covid-19 ke Wisata Bali, Luhut: 100 Ribu Orang PHK

Jakarta, CNBC Indonesia - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan blak-blakan mengenai efek ngeri akibat pandemi Covid-19. Di sektor pariwisata, Bali terkena dampak terdalam termasuk pekerja kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Menurutnya, provinsi Bali memang selama ini sangat tergantung dari sektor pariwisata. Dia menyebut, kunjungan wisman atau wisatawan mancanegara berkurang hampir 99%.
"Akibatnya Bali merugi sekitar Rp9 triliun per bulan. Pertumbuhan perekonomian Bali kuartal I-2020 -1,14%, dan merosot ke -10,98% di kuartal II tahun 2020," kata Luhut dalam acara kick off virtual program Padat Karya Restorasi Terumbu Karang Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) Bali, Rabu (7/10/2020).
"Ini masalah besar yang harus kita hadapi dan lebih 100 ribu tenaga kerja sektor formal mengalami pemutusan hubungan kerja, baik itu pemandu wisata, nelayan, buruh, pariwisata perdagangan dan sebagainya."
Karena itulah pemerintah akhirnya meluncurkan program padat karya ini. Nantinya, diharapkan program ini mampu memperbaiki kondisi tersebut.
"Indonesia dianugerahi keanekaragaman laut yang tinggi terutama terumbu karang atau yang lebih dikenal dengan daerah segitiga karang dunia. Ada lebih dari 569 jenis karang yang ada di laut kita. Merupakan aset negara yang sangat berharga," ucapnya.
Dikatakan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari keberadaan ekosistem terumbu karang. Di samping untuk atraksi wisata bahari parmarologi, juga sebagai pelindung pantai dari ombak dan kesehatan dari ikan yang sering dikonsumsi sehari-hari.
"Tapi disayangkan kondisi terumbu karang itu banyak rusak sekitar 39% lebih akibat berbagai faktor dan sebagian besar akibat ulah manusia," tuturnya.
Pemerintah sendiri, lanjutnya, telah meluncurkan program PEN yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian. Selain penanganan krisis kesehatan sebagai ujung tombak, program PEN ini juga sebagai respons atas penurunan aktivitas masyarakat terhadap ekonomi dan khususnya sektor informal atau UMKM.
"Kegiatan ini adalah kegiatan restorasi terumbu karang yang terluas yang pernah dilakukan di Indonesia dan ini akan berlanjut dan saya laporkan ke presiden tahun depan kalau bisa kita lakukan beberapa ratus hektar untuk replanting terumbu karang ini," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjelaskan bahwa kebun ini nantinya bukan hanya dijadikan tempat wisata. Lebih dari itu, proyek ini juga bisa dipakai sebagai sarana edukasi, penelitan dan riset lainnya.
"Juga jadi daya ungkit pemulihan ekonomi nasional masyarakat pesisir karena dikemas dalam konsep padat karya," kata politisi Gerindra itu, dalam kesempatan yang sama.
Kebun terumbu karang ini dibangun melalui anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 111,2 miliar. Dengan dana itu, pihaknya membangun kebun seluas 50 hektare.
"Yang terpasang di lima lokasi yaitu Nusa Dua, Sanur, Serangan, Pandawa, dan Buleleng. Dengan target penyerapan tenaga kerja 11.000 orang," ujar Edhy.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bali I Wayan Koster mengapresiasi peluncuran program ini. Pasalnya, ia belum pernah memikirkan hal semacam ini selama 2 tahun menjabat gubernur.
"Ini adalah satu potensi yang belum pernah terpikirkan, belum pernah dikelola secara benar dengan kebijakan yang memadai dan belum pernah juga diberdayakan untuk kepentingan kesejahteraan perekonomian masyarakat Bali," katanya.
Nantinya, dia menegaskan Pemda Bali akan menjaga hasil dari pembangunan kebun terumbu karang ini. Ia mengaku mendapat pengetahuan, pemahaman, kemudian juga pengalaman baru mengenai peta serta sumber daya kelautan yang selama ini tidak terurus dengan baik.
"Ini menjadi pengetahuan saya yang akan dipercayakan ke depan sebagai basis pengembangan perekonomian di masyarakat Bali agar Bali tidak saja tergantung pada pariwisata, tapi juga bisa berkembang dengan keseimbangan struktur perekonomian yang lain, baik dari pertanian, kelautan maupun juga sektor-sektor strategis yang lainnya," kata Koster.
"Ternyata Bali memang memiliki potensi yang sangat besar. Oleh karena itu apa yang telah diprogramkan ini tidak saja akan kami jalankan dalam konteks pemulihan ekonomi nasional, tapi secara berkelanjutan akan dijadikan sebagai program prioritas untuk dijalankan ke depan dalam rangka membangun meningkatkan kapasitas perekonomian masyarakat Bali dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali," lanjutnya
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Soal Covid-19 RI: Saat ini Semua Sangat Terkendali
