Amankan Pasokan Crude, Pertamina Gencarkan Akuisisi di Luar

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 October 2020 17:18
blok mahakam pertamina (dok. Pertamina)
Foto: dok.Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) bakal menggencarkan akuisisi lapangan minyak di luar negeri agar bisa membawa minyak ke dalam negeri guna memenuhi kebutuhan kilang, terutama ketika semua proyek kilang perseroan tuntas pada 2027.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan cadangan minyak dan gas (migas) dalam negeri terus menurun. Produksi minyak nasional saat ini di kisaran 700-an ribu barel per hari (bph) di mana sebesar 40% dari total produksi nasional ini merupakan kontribusi dari Pertamina. Dengan bergabungnya Blok Rokan ke Pertamina pada tahun depan, maka akan meningkatkan kontribusi produksi minyak perseroan.

Namun demikian, menurutnya hal ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah untuk kilang perseroan nantinya. Oleh karena itu, masih diperlukan impor, selain membeli dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Dengan berbagai alasan itu lah, maka menurutnya penting bagi perseroan untuk melakukan akuisisi lapangan minyak di luar negeri. Apalagi, imbuhnya, untuk meningkatkan produksi minyak di dalam negeri membutuhkan waktu.

"Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan minyak (crude) untuk kilang, maka Pertamina penting untuk melakukan akuisisi lapangan minyak di luar negeri dan membawa minyaknya ke dalam negeri. Ini adalah bagaimana kita tingkatkan ketahanan dari pasokanĀ crude," jelasnya dalam diskusi bersama Lemhanas secara virtual, Selasa (06/10/2020).

Kondisi yang sama menurutnya juga terjadi pada gas yang terus mengalami penurunan produksi jika hanya mengandalkan eksplorasi dari sumur yang telah ada saat ini.

Dia mengatakan, selain mengoptimalkan cadangan dan produksi blok migas dalam negeri, Pertamina saat ini juga telah memiliki 14 aset di luar negeri yang sedang dikelola dengan produksi sekitar 150 ribu boepd dengan cadangan cukup besar yakni sekitar 410 juta barel.

Sebelumnya, Nicke pernah mengatakan pada 2024 Pertamina bakal mengimpor minyak mentah lebih besar karena tuntasnya pengerjaan beberapa proyek kilang ekspansi yang biasa dikenal dengan Refinery Development Master Plan (RDMP).

Berdasarkan data Pertamina, saat ini perseroan mengimpor minyak mentah sekitar 300 ribu-350 ribu bph dan impor BBM 200 ribu-250 ribu bph. Namun ketika RDMP Balikpapan tuntas pada 2024, impor minyak mentah akan meningkat 100 ribu bph, namun akan diimbangi dengan menurunnya impor BBM.

Namun angka impor minyak mentah akan kian meningkat pada 2027 yang diproyeksikan bisa mencapai sekitar 900 ribu-1 juta bph ketika semua proyek RDMP dan kilang baru tuntas dan mulai beroperasi.

"Dengan beroperasinya proyek-proyek kilang dan meningkatnya kapasitas kilang, maka akan berdampak pada peningkatan kebutuhan minyak mentah sebagai feedstock," tuturnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (31/08/2020).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Tak Punya Kilang Baru, Faisal: Jangan Salahkan Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular