Masih Tak Percaya RI Resesi? Ini Bukti Barunya!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 October 2020 11:53
Thamrin City
Foto: Thamrin City (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

IKK menggambarkan arah konsumsi rumah tangga. Keyakinan konsumen akan menjadi penentu apakah konsumen akan berbelanja atau tidak.

Kalau melihat konsumen masih 'tiarap', dengan IKK yang di bawah 100 selama enam bulan beruntun, maka sudah cetha wela-wela bahwa konsumsi rumah tangga masih bermasalah. Ini juga terkonfirmasi dari deflasi yang terjadi tiga bulan beruntun pada Juli-September 2020.

Oleh karena itu, konsumsi rumah tangga sepertinya tidak bisa menyumbang terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2020. Pada kuartal sebelumnya, pos ini mencatatkan kontraksi (pertumbuhan negatif) 5,51%.

Peranan konsumsi rumah tangga dalam pembentukan PDB sangat signifikan, lebih dari 50%. Jadi kalau konsumsi rumah tangga mengkerut, maka hampir bisa dipastikan PDB secara keseluruhan akan menciut.

Dengan demikian, kontraksi ekonomi pada kuartal III-2020 sudah tidak bisa terhindarkan lagi. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dalam proyeksi terbaru memperkirakan ekonomi Tanah Air pada periode Juli-September 2020 tumbuh -1% hingga -2,9%.

Ekonomi Indonesia sudah terkontraksi 5,32% pada kuartal II-2020. Jadi Indonesia akan mengalami kontraksi dua kuartal beruntun, definisi dari resesi. Semakin hari, resesi ekonomi Indonesia semakin mendapat konfirmasi. Jika tidak ada perbaikan, maka bukan tidak mungkin resesi masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

"Secara keseluruhan 2020, proyeksi Kementerian Keuangan antara -1,7% hingga -0,6%," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, belum lama ini.

So, apakah Anda sudah bersiap menghadapi resesi?

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular