
Hat-Trick Deflasi, Pemerintah Akui Daya Beli Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengakui daya beli masyarakat turun tajam akibat pandemi Covid-19. Hal ini terbukti dari terjadinya deflasi selama tiga bulan berturut-turut.
Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Raden Pardede mengatakan, deflasi ini terjadi karena penurunan harga di berbagai daerah akibat permintaan yang menurun. Ini lah yang menjadi masalah Indonesia saat ini.
"Sekarang bukan hanya inflasi tapi deflasi. Ini gambarkan beberapa hal, permintaan turun mengakibatkan harga turun, akibat penurunan daya beli dan refleksikan konsumsi dan investasi juga kontraksi. Itu yang terjadi di kita, terjadi penurunan daya beli," ujarnya melalui media briefing, Senin (5/10/2020).
Raden menjelaskan, dengan penurunan daya beli yang tajam ini, maka tidak akan mudah mengembalikannya ke sebelum terjadi Covid-19. Bahkan, penurunan daya beli dipastikan tidak bisa dikembalikan pada tahun ini.
Apalagi pada tahun ini kontraksi ekonomi akibat penurunan daya beli sangat tajam hingga minus 5,32% pada kuartal II lalu. Kontraksi ini terlihat dari semua indikator perekonomian yang juga anjlok, terutama pada sektor konsumsi dan investasi.
Oleh karenanya, untuk tahun ini pemerintah hanya bisa menahan agar penurunan daya beli tidak semakin dalam. Sedangkan untuk pemulihan akan mulai dilakukan pada tahun depan secara bertahap.
"Sekarang belum dalam posisi kembalikan ke 2019. Kita harus jujur itu. Tapi yang dilakukan adalah bagaimana supaya kita menahan jangan sampai ini terjadi penurunan lebih dalam lagi. Jadi pertama menahan, tapi untuk pulih kembali ada waktunya," jelasnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Nyata Resesi! RI Deflasi 3 Kali Berturut-turut