Dear Trump, Tes Saja Tak Cukup Untuk Cegah Penularan Covid

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 October 2020 14:25
Ditengah Pandemi Covid-19, Warga AS Serbu Pantai di Florida. (AP/Wilfredo Lee)
Foto: Ditengah Pandemi Covid-19, Warga AS Serbu Pantai di Florida. (AP/Wilfredo Lee)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para pejabat Gedung Putih rupanya sering menggunakan pengujian virus corona (Covid-19) seperti rapid test dan swab test sebagai pembenaran mereka untuk tidak terlalu perlu menggunakan masker atau menjaga jarak dengan orang lain.

"Saya memakai masker ketika saya pikir saya membutuhkannya," kata Trump dalam debat pada Selasa lalu (29/09/2020).

"Malam ini, sebagai contoh, setiap orang menjalani ujian dan Anda memiliki jarak sosial dan semua hal yang harus Anda lakukan, tapi... saya memakai masker saat diperlukan," ujarnya.

Padahal, pengujian Covid-19 saja tidak dapat menghentikan virus corona. Hal ini dibenarkan oleh spesialis kesehatan masyarakat sekaligus Asisten Menteri Kesehatan AS, Brett Giroir.

Giroir sering menekankan bahwa pengujian saja bukanlah intervensi kesehatan masyarakat. Pengujian harus diterapkan bersamaan dengan penggunaan masker, aturan jaga jarak, cuci tangan, dan karantina atau isolasi pasien yang dicurigai terjangkit virus ini.

Selama ini, para staf, tamu, dan reporter harus menjalani tes virus corona dengan tes ID Now dari perusahaan Abbott Laboratories sebelum memasuki halaman Gedung Putih. Tes tersebut adalah tes molekuler cepat yang dapat menghasilkan hasil hanya dalam 15 menit.

Tetapi sejauh ini, beberapa ahli epidemiologi telah mempertanyakan tentang keakuratan tes tersebut. Karenanya, para ahli epidemiologi juga mengatakan mereka tidak terkejut jika virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 dapat menyelinap melewati sistem kesehatan Gedung Putih.

"Saya rasa tidak ada ahli yang menyarankan Anda (hanya) menggunakan tes pemeriksaan medis sebagai pengganti jarak sosial, atau masker, atau jenis upaya mitigasi lainnya. Ini harus dilakukan dengan kombinasi penggunaan masker, jarak sosial, dan semua tindakan lain yang direkomendasikan," kata Dr. Ben Mazer, ahli patologi anatomi dan klinis di Rumah Sakit Johns Hopkins.

Dr. Sadiya Khan, ahli epidemiologi di Northwestern University membandingkan strategi pengujian Gedung Putih dengan berbagai liga olahraga. Meskipun sering melakukan pengujian berskala luas, Major League Baseball dan National Football League tetap tak luput menjadi klaster Covid-19. Tetapi NBA telah berhasil mencegah virus dengan tidak hanya melakukan pengujian tetapi juga menjaga pemain mereka dikarantina.

"Pengujian tidak membuat Anda kebal dan pengujian tidak menghilangkan virus. Tidak ada satu strategi pun yang mungkin akan berhasil sepenuhnya dengan sendirinya," kata Khan.

Dalam sebuah pernyataan, perwakilan Gedung Putih mengatakan kini mereka mengikuti prosedur dari pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/ CDC).

"Selain mendorong jarak sosial, pembersih tangan yang tersedia, pembersihan menyeluruh secara teratur di semua ruang kerja, dan penutup wajah yang direkomendasikan, mereka yang dekat dengan presiden terus diuji untuk Covid-19 untuk memastikan paparan dibatasi semaksimal mungkin," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere.

AS kini menduduki peringkat pertama kasus corona terbanyak di dunia, dengan 7.600.846 kasus terjangkit, 214.277 kematian, dan 4.818.509 pasien berhasil sembuh per Minggu (4/10/2020), menurut data Worldometers.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular