Investasi Hulu Migas RI di 2022 Diramal Cuma Naik 24%

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
02 October 2020 18:17
Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) proyek IDD, Kalimantan, Indonesia. Doc. Chevron
Foto: Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) proyek IDD, Kalimantan, Indonesia. Doc. Chevron

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan investasi di sektor hulu minyak dan gas (migas) pada 2022 hanya meningkat sekitar US$ 2,7 miliar atau sekitar 24% menjadi US$ 13,9 miliar dari proyeksi tahun ini sekitar US$ 11,2 miliar.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan perkiraan kenaikan investasi pada 2022 tersebut dengan asumsi terjadinya kenaikan harga minyak menjadi sekitar US$ 53,8 per barel dari 2020 ini sebesar US$ 38 per barel.

Selain itu, pada 2022 diharapkan keputusan investasi akhir (Final Investment Decision/ FID) pengembangan Blok Masela oleh Inpex dapat tercapai, sehingga berpotensi meningkatkan investasi pada tahun tersebut.

"Peningkatan kegiatan tidak selalu mencerminkan peningkatan investasi karena adanya efisiensi secara masif yang dilakukan SKK Migas bersama-sama dengan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama)," tutur Dwi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI secara virtual pada Rabu (30/09/2020).

Dia mengatakan, perkiraan investasi pada 2022 tersebut terdiri dari kegiatan eksplorasi dan pengembangan (development) sebesar US$ 3,5 miliar, produksi US$ 9,5 miliar, dan administrasi US$ 0,9 miliar.

Sementara pada 2021 investasi diperkirakan mencapai US$ 12,3 miliar dengan rincian eksplorasi dan development sebesar US$ 3,3 miliar, produksi US$ 8,1 miliar, dan administrasi US$ 0,9 miliar.

Menurutnya, perkiraan peningkatan investasi pada 2021 dibandingkan tahun ini dikarenakan adanya peningkatan Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang merupakan pelimpahan dari tahun ini. Sementara pada 2022 terdapat penambahan jumlah KKP.

Untuk target investasi tahun ini US$ 11,2 miliar menurutnya turun dibandingkan dengan 2019 yang sekitar US$ 11,7 miliar. Perkiraan investasi hulu migas pada 2020 ini diperkirakan terdiri dari US$ 2,8 miliar untuk eksplorasi dan development, US$ 7,7 miliar untuk produksi, dan US$ 0,7 miliar untuk administrasi.

Dia mengatakan perkiraan investasi tahun ini turun karena dampak adanya pandemi Covid-19. Adapun realisasi investasi sampai 31 Agustus 2020 sudah mencapai US$ 6,1 miliar.

"Investasi sampai dengan akhir tahun kami perkirakan US$ 11,2 miliar, turun dari tahun lalu US$ 11,7 miliar. Sebenarnya tahun ini ekspektasi kami lebih tinggi, tapi karena memang Covid tadi," tuturnya.

Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak pada tahun ini diperkirakan sebesar 705 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 5.506 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara pada 2022 diperkirakan lifting minyak turun menjadi 700 ribu bph dan gas naik menjadi 6.461 MMSCFD.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Covid, Lifting Minyak Hingga Agustus Turun 5,3% vs 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular