
Wah! Produksi Gas RI Berlimpah, Siapa yang Mau Beli?

Jakarta, CNBC Indonesia - BP Berau Ltd, operator kilang gas alam cair (LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, mulai tahun depan akan mengalami surplus pasokan LNG, di mana beberapa kargo di antaranya belum memiliki pembeli.
Hal tersebut disampaikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI secara virtual, Rabu (30/09/2020).
Dwi mengatakan, adanya surplus kargo atau uncommitted cargoes LNG ini karena berakhirnya sejumlah kontrak pembeli ekspor secara bertahap. Dengan demikian, mulai 2021 ada beberapa kargo LNG yang belum ada pembeli terkontrak.
"Seiring berakhirnya kontrak pembeli ekspor secara bertahap, Tangguh memiliki volume LNG yang belum terkontrak yang masih cukup besar," tuturnya.
Berdasarkan data SKK Migas, pada 2021 kilang LNG Tangguh ini akan memproduksi 120,1 kargo LNG, di mana 72 kargo sudah terkontrak untuk ekspor dan 42 kargo untuk domestik. Dengan demikian, masih ada 6,1 kargo LNG yang belum ada pembeli (uncommitted cargoes).
Namun pada 2022, uncommitted cargoes menurun menjadi sekitar 4,6 kargo seiring dengan meningkatnya alokasi untuk domestik, termasuk PLN menjadi 62 kargo dan ekspor juga naik menjadi 95 kargo. Hal ini dipicu dari peningkatan produksi karena mulai beroperasinya Train 3 Tangguh. Adapun produksi LNG pada 2020 diperkirakan bertambah 40 kargo menjadi 161,6 kargo.
Lalu, pada 2023 produksi LNG akan semakin meningkat menjadi 178 kargo, di mana 110 kargo untuk ekspor, 62 kargo untuk domestik, dan 6 kargo sisanya masih belum terkontrak.
Pasokan LNG semakin berlebih dan semakin besar belum ada pembeli mulai 2026, di mana uncommitted cargoes mencapai 57,5 kargo dan pada 2027 bahkan mencapai 62 kargo.
Seperti diketahui, untuk pembeli LNG dari proyek Train 3 Tangguh yakni PLN dan Kansai Electric.
Saat ini proyek Train 3 Kilang Tangguh ini masih dilakukan pekerjaan konstruksi di darat (onshore) yang telah mencapai 88,05%, masih sesuai dengan rencana sekitar 88,19%. Sementara untuk pekerjaan di laut (offshore) menurutnya telah mencapai 98,26%.
Pada 1 Juli 2016 BP telah mencapai kesepakatan final investasi (Final Investment Decision/ FID) untuk pengembangan proyek Train 3 kilang Tangguh ini.
Proyek ekspansi ini diperkirakan menghasilkan gas 700 MMSCFD dan 3.000 barel minyak per hari. Produksi gas dari train 3 Tangguh ini setara dengan 3,8 juta ton LNG per tahun (MTPA).
Saat ini BP telah mengoperasikan dua train dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,8 MTPA. Bila train tiga ini beroperasi, maka total LNG yang dihasilkan mencapai 11,4 juta ton per tahun.
Adapun nilai investasi dari proyek Train 3 ini yaitu US$ 8,9 miliar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Percepat Proyek Train 3 Tangguh, BP Tambah Pekerja