
Debat Perdana Capres AS Kelar, Trump Atau Biden Pemenangnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu setengah jam adalah waktu debat perdana calon presiden (capres) AS ke-46 ketika dihelat pagi ini pukul 08.00 WIB. Dalam kurun waktu 90 menit tersebut, Donald Trump sebagai petahana Republikan dan Joe Biden, penantangnya dari Demokrat terlibat adu mulut yang sangat intens.
Aksi saling serang dan menyalahkan tak luput dari perdebatan tersebut. Bahkan ucapan sarkastik juga mewarnai adu argumen kedua belah pihak. Bertindak sebagai moderator adalah Chris Wallace dari Fox News.
Cek-cok Trump dan Biden tampak membuat Chris tampak kewalahan. Trump seperti biasa agresif dan terus 'memepet' serta membantah setiap ucapan rivalnya itu, bahkan ketika moderator belum memberikan waktunya.
Pada akhirnya esensi debat menjadi kabur dengan perseteruan sengit keduanya. Debat diawali dengan topik terkait nominasi hakim agung Amey Coney Barrent untuk mengisi posisi yang kosong.
Menurut pandangan Joe Biden, tidak seharusnya hal tersebut dilakukan jelang pemilu yang baru akan dihelat 3 November nanti. Dengan reaktif dan berapi-api Trump membalas bahwa dia masih menjabat sebagai presiden karena memenangkan pemilu empat tahun silam. Kebijakan tersebut adalah konsekuensi dari terpilihnya ia sebagai presiden ke-45 Negeri Paman Sam.
"Kami memenangkan pemilihan. Pemilihan memiliki konsekuensi. Kami memiliki Senat, kami memiliki Gedung Putih, dan kami memiliki calon yang fenomenal," kata Trump, mengutip CBS.
Joe Biden pun membalasnya: "Kita harus menunggu dan melihat hasil dari pemilihan umum ini". Lebih lanjut wakil presiden jaman pemerintahan Obama itu menegaskan ia khawatir bisa saja nomine yang dipilih membatalkan Undang-Undang terkait perawatan yang terjangkau di AS.
Trump yang terus 'nyerocos' membuat Joe Biden geram hingga akhirnya menegur Trump dengan ungkapan tegas "will you shut up man?". Setelah itu debat pun bergulir ke topik yang kedua.
Dari lima topik yang dibahas di debat perdana itu topik kedua ini menjadi sorotan semua orang. Apalagi kalau bukan pandemi Covid-19. Di sini Biden kembali mengkritik langkah penanganan pandemi Trump yang berakhir menewaskan lebih dari 200 ribu orang di AS akibat wabah ganas itu.
"Presiden tidak punya rencana. Dia belum menjelaskan apa pun. Dia tahu sejak Februari lalu betapa seriusnya krisis ini," kata Biden. Tak terima dengan hal itu Trump kembali mendebat.
Pada momen tersebut Ia kembali menyalahkan China atas pandemi Covid-19 yang tengah terjadi. Tak ketinggalan juga dia mengutip pernyataan Dr. Anthony Fauci selaku penasihat kesehatan Gedung Putih yang mengatakan bahwa langkah Presiden Trump telah menyelamatkan banyak nyawa di AS.
Trump mengatakan bahwa media mencoba merusak citranya dengan menebarkan berita palsu. "Itu hanya berita palsu. Mereka memberi Anda berita bagus, dan memberiku berita buruk," kata Trump. "Saya beritahu Anda, Joe, Anda tidak akan pernah bisa melakukan pekerjaan seperti yang kami lakukan."
Soal vaksin juga menjadi sorotan di momen itu. Donald Trump berkata ia tak sepakat dengan ketua satuan tugas (satgas) Operation Warp Speed-nya Moncef Saoui yang menyebut vaksin baru akan tersedia musim panas tahun 2021.
Ketika ditanya soal sikap pandangan skeptis tentang vaksin, Joe Biden menanggapinya dengan pernyataan yang mengungkapkan bahwa Trump telah memberikan tekanan dan tak sependapat dengan para ilmuwannya.