Internasional

Debat 'Brutal' Trump-Biden Kelar, Ini Poin-poin Pentingnya!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 September 2020 11:47
President Donald Trump responds to Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden during the first presidential debate Tuesday, Sept. 29, 2020, at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. (AP Photo/Morry Gash, Pool)
Foto: Presiden Donald Trump menanggapi pernyataan calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden saat debat pertama calon presiden di Case Western University dan Cleveland Clinic, di Cleveland, Ohio, Selasa (29/9/2020). (AP Photo/Morry Gash, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Debat pertama calon presiden Amerika Serikat (AS) antara petahana Donald John Trump dari Partai Republik, dan Joe Biden dari Partai Demokrat kini telah berakhir.

Dimoderatori oleh Chris Wallace, debat calon presiden AS sudah diselenggarakan di Case Western Reserve University and Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio pada Selasa (29/9/2020) mulai pukul 21.00 malam waktu setempat atau Rabu (30/9/2020) pagi pukul 8.00 WIB.

Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden gestures as President Donald Trump walks onto stage for the first presidential debate Tuesday, Sept. 29, 2020, at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland. (Olivier Douliery/Pool vi AP)Foto: Presiden Donald Trump (kanan) dan calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden saat debat pertama calon presiden di Case Western University dan Cleveland Clinic, di Cleveland, Ohio, Selasa (29/9/2020). (Olivier Douliery/Pool via AP)
Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden gestures as President Donald Trump walks onto stage for the first presidential debate Tuesday, Sept. 29, 2020, at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland. (Olivier Douliery/Pool vi AP)



Debat yang berlangsung selama satu setengah jam berakhir dengan kekacauan dan interupsi dari Trump dalam semua topik, baik soal posisi Mahkamah Agung AS, masalah pandemi corona (Covid-19), kesetaraan ras, perbaikan ekonomi, hingga integritas pemilu di masyarakat.

Berikut pembahasan yang dibicarakan oleh kedua kandidat dalam debat pertama, dilansir dari berbagai sumber:

Serangan Awal Trump Terhadap Biden: Posisi Mahkamah Agung

Topik pertama yang dibawakan dalam debat kali ini adalah posisi Mahkamah Agung yang kosong pasca meninggalnya hakim Ruth Bader Ginsburg. Trump telah menominasikan hakim konservatif Amy Coney Barrett untuk mengisi posisi tersebut.

Sebelumnya, kematian Ginsburg yang seorang liberalis, disebut bisa menimbulkan konsekuensi akan semakin panasnya politik AS. Pasalnya ini diyakini bisa membuat manuver khusus dari Partai Republik untuk mengamankan sengketa pemilu nanti.

"Kami memenangkan pemilihan," kata Trump memulai. "Pemilu memiliki konsekuensi."

Namun berbeda dengan Trump, Biden lebih memilih untuk menunggu pemilihan presiden AS selesai terlebih dahulu. Ia mengatakan hakim seharusnya baru dipilih setelah semuanya berakhir.

"Rakyat Amerika memiliki hak untuk bersuara," ucap Biden.

Mendengar jawaban tersebut, Trump memotong pembicaraan Biden. Ini membuat sang moderator ikut campur dan merelai keduanya.

"Tolong biarkan wakil presiden (Biden) bicara," tegus Wallace kepada Trump.

Namun Trump dan Biden terus menyela satu sama lain. Ini membuat Biden naik pitam.

"Maukah kamu tutup mulut, bung?" Biden membentak Trump meski di akhir segmen ini berujar debat kali itu benar-benar segmen yang produktif.

Trump Malah Berdebat dengan Moderator Wallace

Hal unik yang terjadi saat debat pertama calon presiden AS adalah Trump malah mendebat moderator Wallace. Terutama saat jurnalis Fox News itu memberikan pertanyaan dalam segmen kedua mengenai perawatan kesehatan di AS

Trump mulai menyela Wallace untuk membantah pertanyaannya tentang tidak memperkenalkan rencana komprehensif aturan untuk menggantikan Undang-Undang Perawatan Terjangkau atau yang dikenal di AS dengan Obamacare. Ini diterapkan saat Barack Obama menjadi presiden.

"Saya kira saya memperdebatkan Anda, bukan dia" kata Trump.

Wallace berulang kali meminta Trump dan Biden untuk menjaga ketertiban selama debat. Namun dari CNBC International, disebutkan bahwa Wallace lebih banyak menegur Trump.

Soal Pajak, Trump Jujur Tak Mau Membayarnya

Presiden Trump membuat pengakuan mengejutkan soal laporan pajaknya dari  The New York Times. Sebelumnya ia dikatakan mengemplang pajak hampir10 kali dalam 15 tahun.

"Saya tidak ingin membayar pajak," aku Trump, menambahkan jika celah pajak untuk orang kaya Amerika hadir hanya untuk dieksploitasi.

Meski begitu, Trump juga mengklaim jika ia telah membayar "jutaan dolar" dalam bentuk pajak di tahun-tahun pertama masa kepresidenannya. Ini bertentangan dengan laporan Times bahwa Trump hanya membayar US$ 750 dalam pajak penghasilan pada tahun 2016 dan 2017.

Biden Serang Trump Soal Penanganan Covid-19

Biden mengecam Trump atas penanganan awal terhadap pandemi virus corona (Covid-19). Ia menuduh bahwa pemerintah hanya mulai memberitahu publik tentang tingkat keparahan wabah tersebut ketika hal itu mulai menghantam pasar saham.

"Apakah Anda percaya sejenak apa yang dia katakan kepada Anda sehubungan dengan semua kebohongan yang dia katakan tentang seluruh masalah yang berkaitan dengan Covid?" tanya Biden.

"Dia masih belum mengakui bahwa dia tahu ini sedang terjadi, tahu betapa berbahayanya hal itu pada Februari, (tapi) dia bahkan tidak memberitahumu."

"Dia panik, atau hanya melihat-lihat pasar saham, salah satunya. Karena coba tebak? Banyak orang meninggal dan lebih banyak lagi yang akan mati kecuali dia menjadi jauh lebih pintar atau lebih cepat," tambah Biden.

Sementara Trump terus membela diri. Ia menyalahkan China sebagai sumber menyebarnya virus corona di AS.

Biden dan Trump Debat Soal Ekonomi AS

Kedua kandidat secara bergantian mengumandangkan kualifikasi mereka untuk menavigasi ekonomi AS melalui pandemi Covid-19. Trump menyoroti pemotongan pajak ramah bisnis dan keuntungan pasar saham sementara Biden mencatat penciptaan lapangan kerja yang signifikan ketika dia menjadi wakil presiden dalam pemerintahan Obama.

"Ketika pasar saham naik, itu berarti pekerjaan. Ini juga berarti 401(k)s," kata Trump.

"Jika Anda pernah menjadi presiden dengan ide-ide Anda, Anda ingin menghentikan pajak [pemotongan pajak], saya akan memberitahu Anda. Anda akan kehilangan setengah dari perusahaan yang masuk ke sini. Mereka akan pergi."

Namun Biden menjawab hal tersebut dengan mengatakan Trump telah gagal. Bahkan sebelum corona menyerang AS.

"Kami dapat memperoleh pemulihan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja yang Anda bicarakan. Kami memberinya ekonomi yang berkembang pesat. Dia (Trump) gagal. Bahkan sebelum Covid, manufaktur mengalami kesulitan," ujarnya.

Debat Tidak Relevan: Biden-Trump Menyinggung Anak Masing-masing

Biden dan Trump memperdebatkan anak-anak mereka. Di mana  Trump melancarkan serangan yang menyesatkan terhadap putra Biden, Hunter Biden, atas bisnis konsultannya.

"China 'makan siangmu', Joe. Tidak heran, putra Anda masuk dan dia mengeluarkan miliaran dolar untuk dikelola. Dia menghasilkan jutaan dolar," kata Trump yang kemudian disanggah oleh Biden.

"Mengapa, hanya karena penasaran, istri walikota Moskow memberi putra Anda US$ 3,5 juta?"

Hal ini dibantah Biden. "Semua itu tidak benar," kata Biden lagi.

Perdebatan semacam ini berlanjut selama beberapa menit. Biden pun membalas soal anak Trump.

"Ini kesepakatannya. Anda ingin berbicara tentang keluarga dan etika? Saya tidak ingin melakukan itu. Keluarga dia (Trump), kita bisa ngobrol sepanjang malam," kata Biden, mengacu pada anak-anak Trump yang sudah dewasa.

Wallace kemudian mengubah topik pembicaraan. Namun Trump tetap kembali membicarakan Hunter di akhir perdebatan.



(sef/sef) Next Article Trump Bintang Utama, Konvensi Partai Republik Digelar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular