
Awas Panas! Tarung Bebas Trump vs Biden Segera Dimulai

Jakarta, CNBC Indonesia - Debat pertama calon presiden Amerika Serikat (AS) antara petahana Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Parta Demokrat segera dimulai. Rencananya, debat akan dilakukan Selasa (29/9/2020) pukul 21.00 malam waktu setempat atau sekitar Rabu (30/9/2020) pagi pukul 8.00 WIB.
Debat tersebut berlangsung di Ohio dengan dipandu Chris Wallace, seorang jurnalis dari Fox News. Setidaknya ada enam topik bahasan, mulai dari rekam jejak kedua kandidat, posisi Hakim Agung AS, pandemi corona (Covid-19), kesetaraan ras, perbaikan ekonomi, dan integritas pemilu di masyarakat.
Namun dikutip dari CNBC International, setidaknya ada tiga isu penting yang disoroti pemilih. Yakni pandemi, kesetaraan ras, dan perbaikan ekonomi.
Sebagaimana diketahui AS kini menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia. Saat ini, sebanyak 7 juta warga terjangkiti Covid-19 dengan dengan 200.000 orang kehilangan nyawa.
Dalam polling CNBC International dan Change Research di 3.000 titik pertarungan pilpres, 44% responden memiliki perhatian yang serius terhadap isu Covid-19, dan 21% di antaranya menilai agak serius.
Sebanyak 57% responden menyatakan khawatir Trump bakal merilis vaksin corona lebih cepat guna mendongkrak elektabilitasnya jelang pilpres. Ini sejalan dengan rekam pemberitaan Trump yang sempat memperkirakan bahwa vaksin bakal siap dibagikan ke masyarakat sebelum masa pencoblosan pada 3 November.
Isu rasialisme juga menjadi soal. Apalagi dengan banyaknya kasus pembunuhan dan penembakan polisi ke warga kulit hitam.
Sebagaimana diketahui Mei lalu seorang warga kulit hitam bernama George Floyd tewas di tangan polisi AS, usai lehernya ditindih polisi kulit putih. Ini disusul dengan kematian seorang warga Afro Amerika lain, Jacob Blake yang ditembak tujuh kali oleh polisi hingga lumpuh.
Ini membuat demo terjadi di AS yang menyuarakan kesetaraan rasis. Kematian keduanya menjadi puncak kekesalan atas kasus yang sebenarnya sudah sering terjadi di Paman Sam.
Bukan cuma itu, kesetaraan ras dalam pandemi juga menjadi soal. Apalagi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDCP) AS mempublikasikan riset bahwa warga kulit hitam AS 2,6 kali lebih berisiko tertular corona ketimbang warga kulit putih, sedangkan warga hispanik 2,8 kali lebih berpeluang tertular.
Untuk risiko kematian, CDCP memperkirakan warga kulit hitam 2,1 kali lebih berpeluang meninggal karena pandemi ini. Sedangkan warga hispanik 1,1 kali lebih berisiko meninggal dibandingkan dengan warga kulit putih (anglo).
Ini akan menjadi perhatian pemilih. Terutama bagaimana vaksin didistribusikan ke kelompok itu.
Terakhir, Isu ekonomi. Aktivitas ekonomi AS pada kuartal kedua ambles 31,7% (YoY) pada kuartal II-2020. Pemulihan kian kabur di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Angka pengangguran anjlok menjadi 8,4% pada Juli, setelah sempat menyentuh 15% akibat pandemi. Namun, itu belum cukup untuk kembali ke level sebelum krisis finansial 2009 yang berada di kisaran 6%.
Pembatasan aktivitas sosial dan larangan kerumunan yang diberlakukan di berbagai negara bagian pun kian memperparah prospek perekonomian dan lapangan kerja AS. Ini juga disebut CNBC International akan jadi fokus pemilih.
Sementara itu, dari hasil jajak pendapat Trump cenderung kurang popular dibandingkan penantangnya Biden. Polling Washington Post dan ABC News menunjukkan bahwa Biden sukses mencuri suara Trump di Pennsylvania, meraih 54% suara sementara Trump hanya 45%.
Namun, jika Trump memenangkan debat pertama ini, bisa saja konstilasi politik berubah. "(Bahkan) Investor (wall street) berhati-hati jelang debat presiden pertama malam ini," tulis AFP mengutip sebuah catatan Schwab.
(sef/sef) Next Article 'Peluru' Lawan Trump, Biden Cetak Rekor Dana Kampanye Rp 5 T
