Internasional

Tsunami PHK Belum Berakhir, Shell Berhentikan 9.000 Pekerja

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 September 2020 15:17
FILE PHOTO: A Shell sign at one of the oil major's petrol stations in Ulm, Germany, April 6, 2017.  REUTERS/Michaela Rehle/File Photo
Foto: Shell (REUTERS/Mich)

Jakarta, CNBC IndonesiaRoyal Dutch Shell mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah pekerjanya pada Rabu (30/9/2020). Pemutusan hubungan kerja (PHK) itu akan berdampak pada sekitar 9.000 orang atau setara lebih dari 10% tenaga kerja keseluruhan.

Upaya itu dilakukan sebagai bagian dari perbaikan besar-besaran dan transisi bisnis minyak dan gas ke energi rendah karbon, kata perusahaan.

"Reorganisasi akan menghasilkan penghematan tahunan sebesar US$ 2 miliar hingga US$ 2,5 miliar pada tahun 2022." kata Shell yang memiliki 83.000 karyawan pada akhir 2019, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Sebelumnya pada bulan lalu, Shell telah melakukan peninjauan secara luas pada bisnisnya, dengan tujuan untuk memangkas biaya. Pada saat yang sama, Shell juga bersiap untuk merestrukturisasi operasinya sebagai bagian dari peralihan ke energi rendah karbon.

Perusahaan Inggris-Belanda itu mengatakan akan memangkas 7.000 hingga 9.000 pekerjaan hingga akhir 2022. Jumlah itu sudah termasuk sekitar 1.500 orang yang telah setuju untuk mengambil redundansi sukarela tahun ini.

Industri minyak dan gas yang digeluti Shell merupakan salah satu industri yang paling terdampak parah oleh mewabahnya pandemi virus corona (Covid-19). Di mana wabah asal Wuhan, China itu telah membuat permintaan minyak menurun.

Shell sendiri telah mengatakan bahwa produksi minyak dan gasnya akan turun tajam pada kuartal ketiga menjadi sekitar 3.050 barel minyak per hari.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shell Akan PHK 9 Ribu Pekerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular