
Ramalan Terbaru Bank Dunia: RI Resesi Sih, Tapi 'Cetek' Saja

Salah satu kunci agar perekonomian suatu negara bangkit dari pandemi Covid-19 adalah tergantung pada kapasitas deteksinya, pencegahan penyebaran lebih lanjut, serta kemampuan untuk mengobati yang sakit.
Di Asia Tenggara, Bank Dunia menyoroti Kamboja dan Myanmar yang kapasitasnya termasuk rendah. Sebenarnya kapasitas Indonesia tergolong menengah, kalau menurut WB. Namun Indonesia dirasa masih perlu untuk mencari metode penanganan yang efektif guna menekan laju penyebaran Covid-19 yang terus naik.
![]() |
Sudah hampir satu semester dilanda wabah, kasus positif di dalam negeri masih saja terus mencetak rekor. Jumlah kasus baru positif Covid-19 di dalam negeri pada 25 September lalu bahkan sempat mencapai 4.800-an. Ini rekor tertinggi yang pernah tercatat.
Kemarin kasus positif Covid-19 di Indonesia kini sudah menyentuh angka 278.722. Indonesia kini menduduki peringkat ke-23 klasemen Covid-19 global di bawah Filipina, Jerman tetapi di atas Israel.
"Indonesia belum memberlakukan lockdown yang ketat dan tampaknya mengandalkan tindakan yang lebih lunak, sementara Filipina telah berulang kali melakukan lockdown dan pembukaan kembali yang ketat," tulis Bank Dunia dalam laporannya.
Kedua negara memiliki keunggulan dari segi populasi yang berusia muda. Namun sayangnya populasi usia produktif ini harus merasakan penderitaan karena sebagian besar bergantung pada sektor informal.
Indonesia jauh lebih sedikit terpapar dibandingkan Filipina terhadap resesi global melalui perdagangan, pariwisata, dan pengiriman uang (remitansi). Oleh karena itu, output Indonesia diproyeksikan tidak terlalu terpengaruh dibandingkan Filipina, tetapi prospeknya tidak pasti.
"Indonesia, karena kondisi domestik, dan Filipina, baik karena kondisi domestik maupun eksternal, menghadapi prospek pemulihan ekonomi yang tidak merata dan tidak stabil." tulis Bank Dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]