
Ramalan Terbaru Bank Dunia: RI Resesi Sih, Tapi 'Cetek' Saja

Jakarta, CNBC Indonesia - Gaung soal Indonesia bakal mengalami resesi sudah sangat sering terdengar di telinga publik. Setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani, kini giliran lembaga keuangan global Bank Dunia yang mengamini hal itu.
Dalam laporan yang bertajuk From Containment to Recovery untuk edisi Oktober 2020, Bank Dunia memperkirakan output perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bakal ambles ke -1,6% pada 2020. Angka ini tidak jauh dari perkiraan terburuk Sri Mulyani untuk tahun ini.
Namun itu merupakan proyeksi paling optimistis. Dalam skenario terburuk lembaga yang bermarkas di Washington DC itu memproyeksi kontraksi ekonomi Indonesia bakal lebih dalam di angka -2%.
Proyeksi Bank Dunia kali ini jauh lebih rendah dari ramalan Juni lalu. Kala itu Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia tak tumbuh 0%. Ada penurunan 160 basis poin mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian dalam negeri kian memburuk.
Namun menariknya adalah kontraksi perekonomian Indonesia ini masih lebih baik dibandingkan dengan yang terjadi di negara tetangga. Ekonomi ASEAN diperkirakan menyusut -3,5% pada skenario base line dan ambrol hingga -4,7% dengan worst scenario.
![]() |
Ini sekaligus menempatkan perekonomian Indonesia terbaik ketiga setelah Vietnam yang diramal masih mampu tumbuh positif dan Myanmar yang tumbuh minimalis pada skenario base line.
Untuk negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang diperkirakan ekonominya masih berada di jalur pertumbuhan teritori positif adalah China (tumbuh 2,0%), Vietnam (tumbuh 2,8%) dan Myanmar (tumbuh 0,5%).
Salah satu faktor yang membuat Indonesia mengalami resesi yang tak separah negara tetangga lainnya adalah keterkaitan ekonomi Indonesia terhadap ekonomi global. Hal ini juga sempat disinggung dalam laporan Morgan Stanley beberapa bulan lalu.
Kontribusi ekspor barang dan jasa Indonesia terhadap PDB masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangganya. Sementara menurut Bank Dunia, ekonomi negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik terintegrasi dengan perekonomian global melalui aliran barang, jasa, tenaga kerja dan modal.
Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Filipina dan Vietnam, eksposur Indonesia terhadap perdagangan dan remitansi masih lebih rendah. Hal ini membuat Indonesia cenderung lebih kebal terhadap penurunan permintaan global akibat pandemi Covid-19.
![]() |
Dengan lebih dari 268 juta penduduknya, ekonomi Tanah Air memang ditopang oleh konsumsi domestik. Pos ini berkontribusi terhadap lebih dari 50% dari total PDB Indonesia. Hal ini berbeda dengan Thailand yang sangat bergantung pada ekspor dan juga sektor pariwisata.
Ketahanan RI relatif dibandingkan dengan negara tetangga memang jadi satu kabar yang cukup positif. Namun bukan berarti Bank Dunia tak memberi catatan untuk Indonesia.