Kucuran Kredit Bank Hancur Lebur, Fenomena Resesi di RI?

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
28 September 2020 14:41
Ilustrasi Penarikan Uang di ATM. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melihat bahwa pandemi Covid-19 berdampak sangat dalam pada perekonomian Indonesia. salah satunya adalah realisasi kredit perbankan yang sangat lambat.

BI mencatat, pertumbuhan kredit pada Agustus 2020 sangat rendah sebesar 1,04% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan arah sebaliknya yakni tumbuh hingga 11,64%.

"Sisi kreditnya itu memang masih berjalan lambat bahkan Agustus 1,04% dan pertanyaan ini faktor dari penawaran perbankan atau permintaan dari dunia usaha?," ujarnya di Ruang Rapat Komisi XI, Senin (28/9/2020).

Menurutnya, jika permintaan kredit masih lemah dari sisi suku bunga, maka bisa dipastikan bahwa pelonggaran likuiditas dan berbagai relaksasi kebijakan makro prudensial dan mikroprudensial yang dilakukan BI untuk menekan premi risiko masih belum terimplemntasikan oleh perbankan.

Dengan kondisi ini, maka wajar saja permintaan kredit masih belum bisa tumbuh dan datang dari masyarakat.

"Jadi permintaan kredit belum kelihatan plafon yang disediakan perbankan itu juga belum semua dilapor," kata dia.

Namun, ia berharap kebijakan pelonggaran likuiditas yang dilakukan oleh BI serta koordinasi yang erat dengan OJK serta pemerintah bisa kembali menumbuhkan perekonomian terutama permintaan kredit dari masyarakat.

"Ke depan dengan perbaikan ekosistem stimulus fiskal, moneter dan restrukturisasi kredit dan kebijakan akomodatif diharapkan pertumbuhan kredit membaik," jelasnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh Resesi Makin Terasa! Kredit Bank Cuma Tumbuh 0,12%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular