Biaya Selangit, Sistem Logistik RI Bagaikan Benang Ruwet!

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
24 September 2020 16:38
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan biaya logistik Indonesia sangat tinggi. Tak hanya itu, sistemnya yang ada saat ini pun bagaikan benang ruwet.

Menurutnya saat ini sudah ada Indonesia National Single Window (INSW), namun itu saja tidak mampu mempermudah proses transaksi logistik nasional.

"Kita semua tahu, gambaran sistem logistik kita saat ini seperti benang ruwet. Meski dulu sudah dirintis dengan adanya INSW yang menghubungkan beberapa dari K/L, namun belum sampai buat satu sistem ekosistem yang bisa mempermudah di dalam transaksinya dengan para pelaku usaha," ujarnya melalui konferensi pers virtual, Kamis (24/9/2020).

Lanjutnya, INSW yang dibuat pemerintah lebih kepada koordinasi antar para K/L atau hanya diantar lingkungan pemerintah. Sedangkan koordinasi antar pemerintah dan pelaku usaha tidak terhubung melalui INSW tersebut.

"Namun link dengan para usahawan, yaitu dari sisi pelaku usaha, importir, eksportir dan pelaku logistik belum ter-connect baik. Sehingga yang terjadi, importir eksportir dan pelaku logistik dia harus berkali-kali melakukan submission dan proses untuk berhubungan dengan tetap masing-masing government to government maupun di antara mereka sendiri. Sehingga yang terjadi adalah banyak proses repetitif dan rumit," jelasnya.

Oleh karenanya, dengan diluncurkannya Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE) diharapkan bisa mempermudah dan mempercepat proses serta biaya logistik di Indonesia.

"Diharapkan akan ada semacam kemudahan dan clarity/ kejelasan di dalam seluruh proses di mana dokumen dan proses itu bisa di-share. Meskipun ini bukan suatu integrasi, tapi kolaborasi yang sangat mempermudah dan menyederhanakan," kata dia.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data PDB Kuartal II-2020 Versi Sri Mulyani: Bisa Minus 5,08%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular