Beda Jurus, Pizza Hut dan McD Soal Jualan di Pinggir Jalan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 September 2020 13:23
Karyawan PHD berjualam pizza di pinggir jalan di Kawasan Bintaro, Tangerang Selatam, Jumat (18/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto))
Foto: Karyawan PHD berjualam pizza di pinggir jalan di Kawasan Bintaro, Tangerang Selatam, Jumat (18/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto))

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini banyak fenomena restoran besar yang pegawainya berjualan di pinggir jalan. Beberapa di antaranya adalah Pizza Hut dan Ta Wan. Langkah ini untuk tetap bertahan di tengah kebijakan PSBB yang melarang pembelian restoran secara dine in atau makan di tempat.

Bagaimana dengan restoran lainnya?

Apakah restoran raksasa Asal Amerika Serikat, McDonald's bakal mengikuti langkah serupa?

"Nggak, nggak. Kita nggak ada rencana," kata Director of Communications McDonald's Indonesia Sutji Lantyka kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/9).

Ia menegaskan pihaknya tidak memiliki arah atau tujuan untuk berjualan di pinggir jalan. Namun, Sutji tidak menyebutkan secara detil alasannya.

Di sisi lain, pendapatan dari operasional bisa jadi berkurang. Pasalnya, seluruh gerai di Jakarta belum bisa menerima dine-in atau makan di tempat. Begitu pun daerah lain, semisal Bogor dan Depok yang dibatasi jam operasionalnya.

Ditanya mengenai alasannya karena kekhawatiran terhadap higienitas, Sutji enggan berkomentar lebih jauh.

"Saya nggak bicara untuk yang lain," sebutnya.

Dihubungi terpisah pengelola Pizza Hut, Direktur Sarimelati Kencana Joe Sasanto tidak merespon saat dihubungi CNBC Indonesia mengenai alasan mengapa banyak pegawainya berjualan di pinggir jalan. Termasuk pilihan dalam strategi bisnis.

Sejak beberapa bulan lalu, pegawai Pizza Hut kerap dijumpai menjajakan produknya di pinggir jalan. Salah satu yang kerap ditemui adalah produk Rp. 100 ribu/4 box.

Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bidang Restoran Emil Arifin menilai restoran kecil bahkan hingga besar sekalipun mau tidak mau mengambil langkah berjualan di pinggir jalan tersebut. Proses jemput bola ke konsumen harus dilakukan di tengah kondisi sulit.

"Mau nggak mau dia mau dapat BEP (break event point) saja. Kalau nggak dapat BEP kan rugi. Jadi dia jualan di pinggir jalan. Gitu semua sekarang buat dapat BEP. Kalau nggak gimana dia bertahan," sebut Emil kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/9).


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Hotel Tertekan, Apartemen & Homestay "Ngamuk"

Next Article Menolak 'Berdarah-Darah', Pizza Hut Nekat Bangun Gerai Baru!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular