Kejar Target Lifting Migas, SKK Migas Lakukan 6 Jurus Ini

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
21 September 2020 17:18
INFOGRAFIS, 10 Kkks Utama Produksi Minyak
Foto: Ilustrasi Produksi Minyak/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menerapkan enam strategi untuk mengoptimalkan produksi dan lifting minyak dan gas bumi, sehingga target lifting migas tahun ini dapat tercapai, meski di tengah pandemi dan rendahnya harga minyak mentah.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih dalam keterangan resmi pada Senin (21/09/2020).

Susana mengatakan keenam strategi ini merupakan hasil pemikiran serta diskusi antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Langkah ini menurutnya juga dilakukan untuk mengawal capaian produksi pada 2021.

Apabila semua skenario tersebut berjalan, maka menurutnya ini akan menambah lifting minyak secara rata-rata tahunan sebesar 3.900 barel per hari (bph) dan gas sebesar 70 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD)).

"Berdasarkan evaluasi kinerja hulu migas selama masa pandemi Covid-19, kami telah merumuskan beberapa strategi yang visible untuk dilakukan di sisa empat bulan ke depan," katanya dalam keterangan resmi kepada wartawan, Senin (21/09/2020).

Keenam strategi tersebut antara lain:
1. Optimasi lifting dan mempersingkat waktu penghentian sementara produksi (planned shutdown) Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang dioperasikan Exxon Mobil Cepu Ltd.

"Per 12 Agustus produksi Banyu Urip sudah mencapai 228.000 barel minyak per hari. Kami sedang mengupayakan kemampuan lifting agar dapat mengakomodir kenaikan produksi tersebut. Kami bersama EMCL juga mengusahakan agar planned shutdown yang dilakukan di September ini dapat dilakukan secara optimasi, sekitar 9 hari," ucap Susana.

2. Melakukan akselerasi 11 sumur pengeboran di Blok Rokan, Riau, yang dioperasikan Chevron Pacific Indonesia, pada kuartal IV 2020.

"SKK Migas saat ini mengusahakan agar Head of Agreement antara Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas dapat segera diselesaikan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengeboran tersebut."

3. Optimasi pelaksanaan rencana kerja KKKS Pertamina EP.
Menurutnya ini merupakan hal yang harus bisa direalisasikan karena kontribusinya sangat berarti pada capaian target.

"Kami berharap agar Pertamina EP dapat merealisasi semua program yang direncanakan di sisa tahun 2020," ujarnya.

4. Menyiapkan langkah bersama guna mengeksekusi program kerja tahun ini.

SKK Migas dan beberapa KKKS menurutnya juga menyiapkan langkah-langkah agar dapat mengeksekusi komitmen program kerja, antara lain bersama KKKS PT Bumi Siak Pusako dan Pertamina Hulu untuk melakukan pengeboran 13 sumur yang belum dibor, KKKS Odira Karang Agung untuk melakukan tiga pengeboran sumur work over, dan KKKS Camar Resource Canada untuk melakukan reaktivasi platform.

5. Melakukan optimasi penyerapan off taker (pembeli) gas.
Sejak Juli 2020 menurutnya serapan gas mulai meningkat akibat menggeliatnya kembali perekonomian.

"Momentum ini akan digunakan untuk menjajaki (para pembeli gas) agar para pembeli dapat menyerap gas sesuai dengan kontrak yang ada," tambah Susana.

6. SKK Migas akan segera melakukan uji coba skema 'No Cure No Pay' terkait mendapatkan tambahan produksi jangka pendek.
Dia mengatakan FGD (Focus Group Discussion) antara SKK Migas, KKKS, dan penyedia jasa teknologi telah dilaksanakan pada 26 Agustus 2020.

"Para kontraktor yang mengalami hambatan dalam pelaksanaan program kerja dapat segera bekerja sama dengan para technology providers," pungkasnya.

Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak nasional hingga 31 Agustus 2020 mencapai 706,9 ribu barel per hari (bph), sedikit lebih tinggi dari target yang direvisi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBNP) 2020 sebesar 705 ribu bph.

Sedangkan untuk realisasi salur gas hingga Agustus 2020, SKK Migas mencatat salur gas sebesar 5.516 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 99,3 persen dari target APBN-P yakni 5.556 MMSCFD.

Bila dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi, pemerintah pada awalnya menargetkan lifting minyak dalam APBN 2020 sebesar 755 ribu bph dan lifting gas sebesar 6.670 MMSCFD.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SKK Migas Turunkan Target Lifting Jadi 735 Ribu Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular