Internasional

Cerita Negeri Messi: 3 Tahun Resesi, Tak Kuat Bayar Utang

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 September 2020 10:02
A man takes part in protest against the government-ordered lockdown to curb the spread of the new coronavirus in Buenos Aires, Argentina, Thursday, July 9, 2020. People protested across the country, the Independence Day holiday, the handling of the pandemic by the administration of President Alberto Fernandez. (AP Photo/Natacha Pisarenko)
Foto: Argentina (AP/Natacha Pisarenko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Malang Nasib Argentina. Ekonomi negara pesepak bola termahal dunia Lionel Messi masih bergelut dengan krisis ekonomi.

Bahkan Menteri Ekonomi Martin Guzman, mengatakan Argentina sedang berusaha meminta jeda pembayaran kembali ke Dana Moneter Internasional (IMF) dalam periode 2021-2024.

Argentina, yang sedang menuju tahun ketiga resesi, sudah memulai pembicaraan dengan IMF bulan lalu mengenai kesepakatan untuk menggantikan perjanjian 2018 yang gagal setelah melihat sekitar US$ 44 miliar dicairkan.



"Tujuannya sangat jelas: pertama, kami tidak ingin menghadapi pembayaran dengan IMF dalam periode 2021-2024," kata Guzman, kepada surat kabar lokal La Nacion dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Minggu (13/9/2020), sebagaimana dikutip dari Reuters.

"Kami harus memiliki cakrawala yang jelas dalam hal beban keuangan di tahun-tahun mendatang dan kami akan menuju titik itu. Itu akan membutuhkan negosiasi yang akan memakan waktu cukup lama," lanjutnya, menambahkan jika bulan ini menutup restrukturisasi lebih dari US$ 100 miliar utang mata uang asing Argentina dengan kreditor swasta.



Argentina saat ini menghadapi sebagian besar pembayaran kembali pada pengaturan siaga dengan IMF pada 2022-2023, ketika hampir US$ 40 miliar harus dibayarkan. IMF mengatakan ingin bekerja secara konstruktif dengan negara tersebut.

Sementara pemerintahan Presiden Argentina Alberto Fernandez akan mengirimkan tagihan anggaran 2021 ke Kongres minggu depan, dengan perkiraan defisit fiskal utama 4,5% dari PDB, yang akan dibiayai sebagian dengan transfer dari bank sentral.

"Kami berharap pembiayaan dari bank sentral akan berkurang, meskipun untuk sementara waktu tidak mungkin dilakukan sepenuhnya tanpa itu," kata Guzman.

"Itulah mengapa kami berusaha untuk menormalkan keuangan publik, secara bertahap mengurangi kebutuhan pembiayaan dari bank sentral, dan secara bertahap menurunkan inflasi, yang merupakan tujuan utamanya."

Argentina mencatat kontraksi ekonomi sejak kuartal IV 2019 di basis tahunan (YoY). Ekonomi di kuartal akhir tahun lalu itu -1,8%.

Ini terus berlanjut hingga kini. Di mana di kuartal I 2020, Argentina mencatat -1,1% dan di kuartal II 2020 mencatat -5,4%.

Sejak kuartal II 2018 hingga kuartal II 2019, ekonomi juga negatif. Hanya kuartal III 2019 yang positif 0,4%.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Balada Argentina: Jago Main Bola, Tapi Kok Gampang Resesi Ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular