Jangan Kaget, Ramalan Seram Ekonom Soal PSBB Total & Resesi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
11 September 2020 08:25
Cover Fokus, dalam, panjang, 1100x429,  indonesia resesi
Foto: Cover Topik/Indonesia Resesi/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengingatkan, Indonesia akan mengalami kontraksi ekonomi di kuartal III-2020. Meski tidak sedalam kuartal II, tapi ia menilai masih terus diwaspadai. Lalu, bagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dengan adanya PSBB, pada 14 September mendatang?

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta secara total, telah diputuskan akan berlaku pada 14 September 2020 oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Sejumlah ekonom meyakini, pada kuartal III-2020, Indonesia sudah pasti akan masuk ke dalam jurang resesi ekonomi.

"Di kuartal III dengan ada PSBB atau tanpa PSBB, resesi sudah hampir pasti. Karena memang situasinya lumayan sulit di kuartal III-2020, tidak seperti yang sebelumnya," ujar Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/9/2020).

Kendati demikian, menurut Fithra, PSBB memang dibutuhkan di tengah penularan kasus positif covid-19 yang terus melonjak, terutama di Jakarta.

Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya PSBB ini, dapat membuat perekonomian bisa cepat pulih, karena untuk me-restart ekonomi di tengah pandemi ini, variabel kesehatan harus ditanggulangi terlebih dahulu.

"Ketika [kurva] pandemi sudah flat, maka baru kita bisa berbicara pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak ya akan seperti ini terus," jelas Fithra.

Fithra pun optimistis, pertumbuhan ekonomi akan bisa pulih kembali. Hal itu terlihat dari peningkatan Purchase Manufacturing Index (PMI) yang kini pada Agustus lalu sudah naik ke angka 50,8 jika dibandingkan bulan Juli yang ada pada posisi 46,9, dan adanya peningkatan nilai ekspor, serta neraca perdagangan yang menunjukkan surplus di bulan lalu.

Oleh karena itu, Fithra juga meyakini Indonesia masih jauh dari depresi ekonomi. "Saya kira masih [jauh dari depresi]. Karena yang menyebabkan resesi atau pertumbuhan ekonomi negatif itu bukan fundamental ekonomi. Tapi lebih ke covid-19nya," tutur Fithra.

Senada juga disampaikan oleh Kepala Ekonom BCA David Sumual. Menurut David, tanpa ada PSBB lagi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020, sebenarnya sudah diproyeksikan negatif. Indonesia mengalami resesi pun, sudah merupakan hal yang lumrah.

David memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran -1% hingga -3%.

"Bukan hal aneh karena menurut World Bank 93% negara dunia akan masuk resesi. Maka gak heran kalau Indonesia juga resesi. Karena negara-negara maju diprediksi akan masuk resesi," jelas David.

Pertumbuhan ekonomi juga bahkan diramal akan berkontraksi, bukan hanya di kuartal III-2020, tapi juga sampai ke pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020. Hal ini disampaikan oleh VP Economist Bank Permata Josua Pardede.

Josua memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 akan berada pada kisaran -3% secara year on year (yoy). Mengingat dampak pelonggaran PSBB sudah terjadi sejak Juni.

Ramalan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 tersebut juga, kata Josua terindikasi dari beberapa high frequency data seperti indeks keyakinan konsumen (IKK), retail sales, dan PMI manufacturing yang menunjukkan tren peningkatan sejak akhir kuartal II-2020 hingga pertengahan kuartal III-2020.

Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Di mana sebelumnya, apabila tidak terjadi PSBB kembali, maka pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 berpotensi tumbuh positif.

"Dengan adanya kondisi PSBB yang akan dimulai kembali pada 14 September mendatang, diperkirakan akan mendorong pemulihan ekonomi pada kuartal IV-2020 tertahan. Sehingga pertumbuhan kuartal IV-2020 diperkirakan masih terkontraksi," jelas Josua kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/9/2020)

Jakarta memang masih menduduki posisi pertama dalam jumlah penambahan kasus positif yang paling banyak secara nasional.

Berdasarkan data kasus pasien covid-19 dari Kementerian Kesehatan RI hari ini, Kamis, 10 September 2020 sampai dengan pukul 12.00 WIB, total jumlah penambahan kasus Positif di DKI mencapai 1.274 orang, Sehingga akumulasi kasus positif di DKI Jakarta sampai hari ini sebanyak 50.671 kasus.

Adapun akumulasi kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Kamis (10/9/2020) terjadi penambahan kasus baru sebanyak 3.861 dibandingkan sehari sebelumnya. Sehingga kini total pasien positif covid-19 di Indonesia berjumlah 207.203 orang.

Dari jumlah akumulasi 207.203 per Kamis (10/9/2020), sebanyak 147.510 orang sembuh dan 8.456 orang meninggal dunia.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona DKI Meledak: Anies Tak Tarik 'Rem Darurat', Kenapa?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular