Internasional

AS Desak RI Cs Putus Hubungan dengan Perusahaan China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 September 2020 16:32
Sekretaris Negara AS Mike Pompeo berbicara selama konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr di Kantor Departemen Luar Negeri Filipina di Manila, Filipina, Jumat, 1 Maret 2019. (AP / Andrew Harnik, Pool)
Foto: Sekretaris Negara AS Mike Pompeo berbicara selama konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr di Kantor Departemen Luar Negeri Filipina di Manila, Filipina, Jumat, 1 Maret 2019. (Foto AP / Andrew Harnik, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mendesak negara Asia Tenggara memutuskan hubungan dengan perusahaan China. Entitas yang dimaksud adalah perusahaan yang membangun pulau buatan di Laut China Selatan.

Hal ini dikemukakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam pertemuan virtual KTT ASEAN. Ia mengatakan sudah waktunya bagi Asia Tenggara untuk mempertimbangkan kembali hubungan mereka.



"Jangan hanya bicara, tapi bertindaklah," katanya di depan 10 menteri luar negeri ASEAN, dikutip dari AFP, Kamis (10/9/2020).

"Pertimbangkan urusan bisnis dengan perusahaan milik negara yang menggertak negara-negara ASEAN si pesisir Laut China Selaran ... Jangan biarkan Partai Komunis China menginjak-injak kita."

Sebelumnya, setidaknya ada 24 perusahaan China sudah di sanksi AS. Mereka semua dihukum karena aktivitas di Laut China Selatan.



Perusahaan itu dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist). Mereka diklaim terlibat dalam 'penumpukan' militer di wilayah perairan penuh sengketa itu.

Dengan sanksi ini AS akan memblokir ekspor barang dan material. Di saat bersamaan, AS juga memberikan sanksi pada individu China yang berupa pencabutan visa mengunjungi AS.

Sementara itu, Vietnam yang menjadi tuan rumah KTT menyatakan prihatin pada militerisasi perairan tersebut. "Ini mengikis kepercayaan, meningkatkan ketegangan, merusak perdamaian, keamanan dan supremasi hukum di kawasan itu," kata Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh.

Sebelumnya perselisihan di Laut China Selatan melibatkan China dan sejumlah negara ASEAN. Pasalnya China mengklaim 80% wilayah ini sebagai kawasannya melalui konsep 'sembilan garis putus-putus'.

Perselisihan melibatkan Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. AS kemudian masuk dan mengerahkan militer dengan dalih kebebasan navigasi dan melindungi sekutu. Sementara itu China menuding AS memprovokasi kawasan.

Sebelumnya pada Selasa, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi memperingatkan AS dan China untuk tidak melibatkan RI dan negara ASEAN lainnya dalam persaingan mereka di Laut China Selatan.

Hal itu disampaikan Retno dalam sebuah wawancara dengan Reuters menjelang serangkaian pertemuan penting para menteri luar negeri regional minggu ini. Retno juga mengatakan ASEAN harus tetap netral dan bersatu.

"Kami tidak ingin terjebak oleh persaingan ini," kata Retno.

"ASEAN, Indonesia, ingin menunjukkan kepada semua bahwa kami siap menjadi mitra."

"Kami tidak ingin terjebak oleh persaingan ini."

ASEAN terdiri dari Indonesia, Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Brunei.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article "Dunia Tak Akan Biarkan China di Laut China Selatan"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular