Jakarta PSBB lagi, Penjualan BBM Pertamina Bakal Drop Lagi?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
10 September 2020 10:37
Pengendara mengisi BBM di Salah satu SPBU, Kuningan, Jakarta, Minggu (10/2). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengendara mengisi BBM di Salah satu SPBU, Kuningan, Jakarta, Minggu (10/2). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja mengumumkan bakal diterapkannya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta mulai Senin depan, 14 September 2020.

Lantas bagaimana dampaknya terhadap penjualan bahan bakar minyak (BBM) nantinya? Apakah PT Pertamina (Persero) selaku perusahaan penjual BBM retail mayoritas di negeri ini siap menghadapi potensi penurunan penjualan BBM saat masa PSBB, apalagi kini penjualan BBM baru saja meningkat sejak relaksasi PSBB mulai Juni lalu?

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, menanggapi keputusan Gubernur DKI Jakarta terkait PSBB tersebut, perseroan akan mendukung kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sebagai upaya mengendalikan penyebaran virus Covid-19. Tapi di sisi lain, Pertamina menurutnya akan terus berupaya memastikan kelancaran dan ketersediaan energi di tanah air.

"Pertamina juga akan konsisten untuk terus menjalankan prosedur yang diperlukan untuk mengamankan keselamatan dan kesehatan para pekerja sekaligus untuk tetap memastikan kelancaran dan ketersediaan energi di Indonesia," tuturnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/09/2020).

Namun sayangnya dirinya enggan menyebutkan berapa besar dampak PSBB terhadap penjualan BBM perseroan ini nantinya.

Namun bila melihat data Pertamina, saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia pada Maret, lalu dilanjutkan dengan penerapan PSBB di DKI Jakarta mulai 10 April lalu diikuti dengan sejumlah daerah lainnya hingga awal Juni lalu, penjualan harian BBM turun sekitar 25,4% dibandingkan masa normal pada 2019 sebelum pandemi melanda.

Penjualan harian BBM Pertamina secara nasional pada Maret-Juni 2020 turun menjadi 104,89 ribu kilo liter (kl), turun 25,4% dari rata-rata penjualan harian pada 2019 yang mencapai 140,55 ribu kl.

Namun ketika DKI Jakarta menerapkan PSBB transisi di mana sejumlah kegiatan ekonomi mulai bangkit, termasuk perkantoran sudah bisa beraktivitas meski dibatasi jumlahnya sesuai protokol Covid-19, pada Juli 2020 penjualan harian BBM perseroan terlihat mulai ada peningkatan menjadi 121,89 ribu kl. Artinya ada peningkatan penjualan sekitar 16,3% dibandingkan saat PSBB selama tiga bulan sebelumnya.

Bahkan mulai Agustus, penjualan BBM telah naik lagi dan diperkirakan hingga akhir tahun ini penjualan harian menjadi 122,89 ribu kl. Namun, dengan diberlakukannya kembali PSBB di Jakarta, sepertinya proyeksi ini akan berubah kembali?

Seperti diketahui, PSBB DKI Jakarta akan diterapkan pada 14 September 2020 dengan pengecualian 11 sektor. Ini merupakan PSBB kali pertama setelah DKI Jakarta menerapkan PSBB transisi sejak 5 Juni lalu. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan keputusan PSBB ini diambil setelah melihat perkembangan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan fasilitas rumah sakit yang sudah dianggap darurat.

"Dalam rapat disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti pada masa awal pandemi dulu. Bukan lagi PSBB transisi tapi kita harus melakukan PSBB sebagaimana masa awal dulu," ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Adapun PSBB Jakarta pertama kali diberlakukan pada 10 April lalu terus diperpanjang hingga 4 Juni 2020 lalu. Saat PSBB, masyarakat diperintahkan untuk bekerja, belajar dan beraktivitas di rumah saja, kecuali sektor-sektor usaha yang termasuk pengecualian.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PSBB Bisa Bikin Konsumsi Bensin di Ramadan Anjlok 20%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular