
Kapan Covid-19 Berakhir? Berikut Pandangan 10 Ekonom

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasien positif virusĀ corona (Covid-19) di Indonesia masih terus melonjak. Hingga hari Rabu (9/9/2020) terdapat penambahan kasus positif sebanyak 3.307 orang.
Sehingga secara akumulasi, pasien positif covid-19 di Indonesia mencapai 203.342 orang. Sebanyak 145.200 orang sembuh dan 8.336 meninggal dunia.
Penularan Covid-19 yang tidak terkendali membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti pada masa awal pandemi. PSBB tersebut berlaku mulai 14 September 2020 sehingga kegiatan perkantoran ditiadakan.
Covid-19 yang tak kunjung berakhir artinya aktivitas ekonomi pun akan melambat. CNBC Indonesia mencoba melakukan survei kepada 10 ekonom, untuk meminta pandangan mereka kapan Covid-19 akan berakhir dan bagaimana dampaknya ke perekonomian.
Beberapa ekonom meyakini penularan Covid-19 akan berhenti ketika vaksin Covid-19 sudah ditemukan di dunia. Ada juga yang meyakini kalau Covid-19 akan terus ada sampai dengan semester II-2020.
Namun ada juga yang enggan memberikan komentar dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintaH. Keputusan ada di Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, Covid-19 kemungkinan baru bisa berakhir jika sudah ditemukan obat atau vaksin untuk mencegah penularan. Pun jika obat atau vaksin sudah ditemukan tidak lantas begitu saja dapat memulihkan ekonomi.
"Kalau obat sudah ada berarti covid-19 ini berakhir. Tapi, tetap perlu kurang lebih satu tahun untuk mengembalikan ekonomi ke tren awal, karena mesin ekonomi ibaratnya akan restart lagi dan bergerak lagi, maka perlu waktu. Misalnya awal tahun depan ada vaksin, maka pemulihan perlahan mulai kembali ke tren awal itu baru di 2022," kata David kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/9/2020).
Hal senada juga dikatakan ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah. Ia meyakini jika vaksin sudah ditemukan, virus corona kemungkinan bisa hilang dalam waktu kurang lebih tiga bulan.
Disisi lain, ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana justru menilai, jika vaksin sudah ditemukan dan divalidasi, butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa melakukan vaksinasi kepada masyarakat. Tapi paling tidak, dengan sudah adanya vaksin, akan memberikan ketenangan kepada masyarakat untuk bisa melakukan aktivitas ekonomi, seperti berbelanja atau berinvestasi.
"Setelah vaksin ditemukan dan divalidasi, akan ada proses distribusi yang membutuhkan waktu. Namun, paling tidak masyarakat sudah dapat memiliki ketenangan sehingga akan mulai melakukan belanja atau ivestasi kembali," ujarnya.
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro juga sepakat penularan Covid-19 bisa dihentikan apabila obat atau vaksin sudah ditemukan. Hal itu melihat dari negara-negara maju yang mencoba untuk memaksa penularan dengan vaksin.
"Covid-19 itu keliatannya kalau dari negara-negara industri atau maju itu mereka memutuskan untuk pakai vaksin. Jadi dipaksa berhenti. Makanya sudah diumumkan masing-masing [di beberapa negara] ada uji klinis. [...] Jadi solusinya adalah vaksin," tutur Ari.
Kendati demikian, menurut Ekonom UI Fithra Faisal adanya vaksin di Indonesia pun jtidak akan menghentikan kasus penularannya, apabila tidak diikuti dengan displin masyarakat yang tidak menjalankan protokoler kesehatan. Keberadaan vaksin pun tidak betul-betul bisa menyelesaikan masalah karena vaksin tersebut masih dalam tahap uji klinis dan belum tentu teruji efektivitasnya.
"Kita juga belum tahu dari vaksin itu juga tidak hanya sekali disuntik, tapi juga beberapa kali. Dan dalam rentang periode itu tidak semuanya bisa langsung dikasih. Artinya resiko penyebaran masih tetap ada. Selain vaksin, kita harus benar-benar displin. Berdasarkan survei-survei terbaru kan memang bukannya turun malah meningkat," jelas Fithra.
Selama Covid-19 terus meningkat, Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memandang, masyarakat Indonesia akan terus menahan pengeluarannya sebagai dana darurat. Satria bahkan memberikan predikat tahun 2020 sebagai 'The Year of Spending Cautious' atau Tahun dengan kehati-hatian dalam berbelanja.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa kelas menengah Indonesia, yang masih dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi yang tinggi, akan terus menahan diri untuk tidak membeli dan memilih untuk menabung," tutur Satria.
Sementara itu, Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira dan Ekonom Bank Permata Josua Pardede meyakini, pandemi akan terus ada di dunia hingga 2021.
Bhima menilai, karena kurva kasus positif masih terus meningkat dan belum ada tanda-tanda akan melandai. Fokus pemerintah yang tidak imbang dan berat sebelah ke ekonomi dinilai jadi penyebab penanganan covid-19 tidak maksimal.
Sementara itu, Josua memproyeksikan, pandemi covid-19 kemungkinan akan berhenti pada Semester II-2020. Hal itu karena saat ini semua negara masih terus mengembangkan vaksin covid-19.
Ditambah dengan adanya informasi beberapa perusahaan farmasi dunia, yang berhenti sejenak untuk mengembangkan vaksin. Sebelumnya diketahui vaksin AstraZeneca dihentikan karena berdampak negatif.
"Semester II-2021 [pandemi akan berakhir]. Sehingga makanya kalau kita lihat, mungkin vaksin ini baru akan diimunisasi atau divaksinasi ke manusia baru awal tahun depan. Sehingga dengan kondisi tersebut, kita melihatnya di semteser kedua itu [2021] efek dari covid-19 itu udah mulai terukur atau mulai mereda dampaknya," jelas Josua.
Sementara Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini mengatakan pengalaman China kurang dari setahun, penularan Covid-19 baru akan berakhir. Karena ada tahap-tahap kebijakan yang jelas dan terkontrol.
Bukan hanya itu, pemimpinannya yang memberi contoh. Ini, kata dia, membuat masyarakat displin untuk menjalankan protokol kesehatan.
"Karena Indonesia tidak jelas maunya apakah ekonomi dulu atau kesehatan dulu, maka kebijakan di lapangan juga kacau. Jadi saya tidak tahu pasti kapan berakhir. Tanya pemerintah Presiden [Jokowi - Ma'ruf Amin]," jelas Didik.
Senada dengan Didik, Chief Economist Bank CIMB Niaga, Adrian Panggabean pun enggan memberikan komentar terkait kapan covid-19 akan berakhir.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapan Corona Berakhir & Hidup Normal Lagi? Ini Jawaban WHO
