Bukan Cuma Farmasi, Industri Ini Lari Kencang di Tengah Covid

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 September 2020 14:18
Containers with active ingredients are pictured in a laboratory at
Foto: REUTERS/Jon Nazca

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan saat industri manufaktur sudah menggeliat. Ternyata tak hanya sektor farmasi saja yang menggeliat, ada sektor lain yang juga berlari kencang.

Seperti diketahui, indikator Purchase Manufacturing Index (PMI) pada Agustus 2020, yang naik menjadi 50,8 dibandingkan posisi Juli 46,9. Namun, di tengah capaian positif ini, masih ada 2 juta tenaga kerja industri yang terdampak covid-19, baik itu dirumahkan maupun PHK. 

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih, mengatakan hanya segelintir sektor yang mengalami pertumbuhan di tengah pandemi ini, antara lain industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang tumbuh 8,65% di kuartal II-2020, industri logam dasar 2,76%, dan industri makanan dan minuman 0,22%.

"Yang positif tumbuh hanya kimia, farmasi, dan obat tradisional, kemudian logam dasar, lalu industri makanan dan minuman," tuturnya.

Ia melanjutkan, industri logam dasar mengalami pertumbuhan positif, dan juga memperoleh investasi terbesar yakni Rp 45,21 triliun selama periode Januari-Juni 2020. Namun, kondisi itu tak ikut mengerek industri otomotif.

Menurutnya, memang industri otomotif terutama pelaku IKM sangat tertekan dengan adanya pandemi ini. Pasalnya apabila industri otomotif penjualannya turun, maka pasti akan berdampak pada IKM.

Dari catatan Kemenperin, yang berasal dari Pemerintah Daerah di 34 provinsi, pada awal Juni 2020 sebanyak 1 juta Industri Kecil dan Menengah (IKM) terdampak pandemi, yang otomatis juga berdampak pada tenaga kerjanya.

"Kami bikin pendataan bersama kepala dinas di 34 provinsi, awal Juni itu 1 jutaan IKM yang terdampak. Tenaga kerjanya kami tidak hitung. Hari ini saya dapat info 2 juta tenaga kerja," jelasnya.

Gati mengatakan langkah utama yang harus dilakukan para pelaku sektor industri, terutama IKM harus melakukan efisiensi dalam segala kegiatan usahanya, kreatif, dan inovatif.

"Teman-teman harus mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini, bagaimana tetap berproduksi tapi menjalankan protokol kesehatan. Ini menjadi beban besar bagi IKM, karena resource-nya nggak semudah industri besar untuk menyesuaikan diri," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Kebangkitan Manufaktur RI Kian Terasa, Semangat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular