Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa hari terakhir, pasien positif virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia naik signifikan. Ke depan, sepertinya jumlah kasus masih akan bertambah dalam jumlah besar.
Per 6 September, jumlah pasien positif corona adalah 194.109 orang. Bertambah 3.444 orang (1,81%) dibandingkan hari sebelumnya.
Sudah lima hari beruntun pasien baru bertambah lebih dari 3.000 orang per hari. Rata-rata tambahan pasien baru dalam 14 hari terakhir (24 Agustus-6 September) bertambah 2.898,14 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yang sebanyak 2.009,93 orang per hari.
Hal yang patut mendapat perhatian adalah sepertinya tambahan kasus belum akan mereda. Pasalnya, rantai penularan belum terputus malah ada kecenderungan semakin panjang.
Penularan virus corona bisa dilihat dari tingkat reproduksi yang sering disebut Rt. Jika angka Rt di atas 1, maka artinya seorang pasien positif masih bisa menulari orang lain. Penularan masih terjadi, kata-kata yang sering diucapkan Achmad Yurianto, mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19.
Pesan Yuri, sapaan akrab Yurianto, masih relevan sampai sekarang. Mengutip data Bonza, rata-rata Rt di seluruh provinsi per 7 September pukul 09:14 WIB adalah 1,09. Naik dibandingkan posisi dua pekan lalu yang sebesar 1. Penularan bukan hanya masih terjadi, tetapi ada tendensi semakin meluas.
Peningkatan jumlah pasien corona tidak lepas dari kepatuhan menjaga jarak yang memudar. Berdasarkan Social Distancing Index keluaran Citi, skor Indonesia pada 28 Agustus adalah -16 dari sepekan sebelumnya -18.
Social Distancing Index yang semakin dekat dengan 0 menandakan masyarakat semakin dekat, kurang patuh menjaga jarak. Padahal menjaga jarak adalah salah satu kunci utama meredam penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Kerumunan mulai terlihat di berbagai tempat di Indonesia. Paling mencolok adalah di tempat penjualan kebutuhan sehari-hari (groceries) dan toko obat. Pada 14 April, jumlah pengunjung di lokasi tersebut masih 21% di bawah normal. Namun pada 28 Agustus, tinggal 1% di bawah normal.
Di tempat kerja pun begitu. Pada 14 April, jumlah orang di tempat ini adalah 36% di bawah normal dan pada 28 Agustus tinggal 18% di bawah hari biasa.
 Citi |
Pemerintah memang sudah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Juni lalu. Bagaimana pun, Indonesia tidak bisa terus-menerus 'dikunci' karena ekonomi harus bergerak. Jangan sampai pembatasan sosial menimbulkan masalah baru yaitu lonjakan angka pengangguran dan kemiskinan.
Namun perlu diingat saat ini adalah periode normal baru (new normal), bukan bebas sebebas-bebasnya seperti dulu. Jadi meski sudah boleh beraktivitas di luar rumah, jangan sekali-kali melupakan protokol kesehatan. Menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan adalah hal yang wajib, jika ingin mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA