
Sempat 'Kejar-kejaran' Pakai F-16, Turki-Yunani Mau Damai?

Ketegangan antara Turki dan Yunani bermula di Laut Mediterania Timur. Kedua negara panas karena kekayaan alam yakni minyak dan gas bumi di perairan tersebut.
Dalam laporan US Geological Survey, Laut Mediterania Timur memiliki cadangan minyak 1,7 miliar barel. Sementara gas 3,5 triliun meter kubik. Turki mengirimkan kapal penelitiannya Oruc Reis sejak 10 Agustus.
Turki, yang memang tengah gencar mencari sumber energi, mengerahkan kapal penelitian di dekat Pulau Kreta. Hal ini dilakukan sejak 10 Agustus lalu hingga kini. Kapal tersebut juga didampingi Angkatan Laut negeri itu.
Yunani yang berang menganggap Turki masuk wilayahnya. Bahkan negara itu menanggapi Turki dengan meratifikasi perjanjian maritim dengan Mesir. Yunani menilai area eksplorasi Turki, berada di teritorinya.
"Sekali lagi diperlihatkan siapa yang menginginkan de-eskalasi dan siapa yang tidak," kata seorang sumber diplomatik.
Turki memberi pembelaan. "Kami bertekad untuk melindungi hak-hak kami," kata Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, dikutip dari AFP.
Eskalasi kedua anggota NATO ini dikhawatirkan membahayakan Eropa ke simpanan energi baru dengan jumlah yang cukup besar.
Keduanya juga mengancam untuk melibatkan Libya yang dilanda perang dan negara-negara lain di Timur Tengah. Tidak ada pihak yang tampak siap untuk mundur dari konflik di perairan Mediterania yang, sehingga melibatkan banyak angkatan laut dari kekuatan Eropa serta Amerika Serikat.
Terbaru Uni Eropa (UE) di mana Yunani bergabung disebut sedang mempersiapkan sanksi terhadap Turki. Rencana sanksi akan diputuskan akhir akhir September mendatang.
Dikutip dari Middle East Eye, Perwakilan Eropa Josep Borrell menyebut langkah-langkah tersebut dimaksudkan untuk membatasi kemampuan Turki untuk mengeksplorasi gas alam di perairan yang Mediterania. Karena dianggap dapat mempengaruhi individu, kapal, atau penggunaan pelabuhan Eropa.
Sebelumnya sebuah fregat Yunani sempat bertabrakan dengan satu kapal Turki pada Agustus, hingga kedua negara anggota NATO itu melakukan latihan perang saingan di perairan yang disengketakan pekan lalu.
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]