Internasional

Ngeri! Gegara Racun Soviet, Putin Mau Disanksi Eropa

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 September 2020 15:18
Russian President Vladimir Putin attends a cabinet meeting at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Aug. 11, 2020. Putin says that a coronavirus vaccine developed in the country has been registered for use and one of his daughters has already been inoculated. Speaking at a government meeting Tuesday, Aug. 11, 2020, Putin said that the vaccine has proven efficient during tests, offering a lasting immunity from the coronavirus. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin AP/Alexei Nikolsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa memperingatkan sanksi terhadap Rusia. Blok itu bahkan mendesak pertemuan khusus antara keduanya bersama Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Hal ini terkait temuan Jerman soal penyebab kritisnya keadaan Alexei Navalny. Ia merupakan pemimpin oposisi Rusia, yang disebut diracun pada Agustus lalu.

Pemimpin Eropa meminta jawaban Moskow setelah Berlin mengatakan bahwa ada "bukti tegas" kritikus Kremlin berusia 44 tahun itu telah diserang dengan Novichok. Ini adalah racun di era Uni Soviet dan disebut paling mematikan di dunia.

Alexei Navalny. (AP/Dmitri Lovetsky)Foto: Alexei Navalny. (AP/Dmitri Lovetsky)
Alexei Navalny. (AP/Dmitri Lovetsky)

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menuntut kerja sama Rusia dalam penyelidikan internasional terhadap insiden racun tersebut. "Brussels berhak untuk mengambil tindakan yang tepat, termasuk melalui tindakan pembatasan (sanksi)," katanya sebagai mana dikutip dari AFP, Jumat (4/9/2020).



Navalny, salah satu pengkritik paling keras Presiden Vladimir Putin. Ia jatuh sakit dalam penerbangan Agustus lalu dan dirawat di rumah sakit Siberia sebelum dievakuasi ke Berlin.

Jerman mengklaim bahwa dia terpapar racun Novichok. Zat ini juga digunakan untuk menghabisi mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya di kota Salisbury dua tahun lalu, di Inggris.

"Uni Eropa mengutuk sekuat mungkin upaya pembunuhan itu," kata pernyataan Borrell.

"Penggunaan senjata kimia sama sekali tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan standar hak asasi manusia internasional."

Uni Eropa ingin Rusia bekerja sama dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang berbasis di Den Haag. Ini dilakukan untuk memastikan penyelidikan internasional yang tidak memihak.

Sementara itu, NATO mengumumkan akan mengadakan pertemuan khusus Jumat ini. Pertemuan Dewan NATO juga akan diikuti dengan pengarahan media dari Sekretaris Jenderal aliansi Jens Stoltenberg.

Rusia sendiri sempat membantah semua tuduhan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Game of Thrones Rusia, Lawan Politik Putin Diracun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular