Internasional

Erdogan Batal Perang, Demi Trump Turki & Yunani Baikan?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 September 2020 08:15
FILE PHOTO: U.S. President Donald Trump and Turkish President Tayyip Erdogan gesture as they talk at the start of the NATO summit in Brussels, Belgium July 11, 2018.  REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) mengatakan Turki dan Yunani telah menyetujui pembicaraan untuk meredakan perselisihan di Laut Mediterania Timur.

Sebelumnya kedua negara anggota NATO itu berkonflik soal gas alam di perairan tersebut. Ketua NATO Jens Stoltenberg mengatakan hal itu akan berlangsung dalam waktu dekat.



"Menyusul diskusi saya dengan para pemimpin Yunani dan Turki, kedua sekutu telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan teknis di NATO untuk menetapkan mekanisme deeskalasi konflik militer guna mengurangi resiko insiden dan kecelakaan di Mediterania timur," kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan pada Kamis (3/9/2020), dikutip dari AFP.

"Yunani dan Turki adalah sekutu yang berharga dan NATO adalah platform penting untuk konsultasi tentang semua masalah yang mempengaruhi keamanan bersama kami."



Pengumuman NATO datang setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mendesak kedua belah pihak untuk mengurangi ketegangan. Dan, membuka saluran diplomatik guna meredakan krisis.

Turki mengatakan pihaknya mendukung gagasan pembicaraan di NATO. Namun, negeri itu menekankan pembicaraan hanya akan fokus pada menghindari konfrontasi bukan eksplorasi energi.

"Inisiatif ini didukung oleh negara kami. Kami berharap Yunani mendukung inisiatif sekretaris jenderal NATO," kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan.



Namun sayangnya, Yunani membantah telah setuju. Negeri itu menyebut hal tersebut tidak benar.

"Informasi yang dipublikasikan yang mengklaim Yunani dan Turki telah setuju untuk mengadakan apa yang disebut 'pembicaraan teknis' tentang ketegangan yang menurun di Mediterania Timur tidak sesuai dengan kenyataan," kata kementerian luar negeri Yunani.

"De-eskalasi hanya akan terjadi dengan penarikan segera semua kapal Turki dari landas kontinen Yunani."

Pekan lalu, pesawat F-16 Turki bersitegang dengan F-16 Yunani. Saat itu, sistem radar angkatan udara Turki mendeteksi enam pesawat F-16 Yunani yang berangkat dari Pulau Kreta menuju Siprus.

In this photo provided by the Turkish Defense Ministry, Turkey's research vessel, Oruc Reis, in red and white, is surrounded by Turkish navy vessels as it was heading in the west of Antalya on the Mediterranean, Turkey, Monday, Aug 10, 2020. Tension remains high between Greece and Turkey, whose warships are in the eastern Mediterranean where Turkey has sent a research vessel to carry out seismic research for energy resources in an area Greece says is on its continental shelf. (Turkish Defense Ministry via AP, Pool)Foto: Kapal Turki Oruc Reis menjalankan survei seismik terkait eksplorasi sumber daya alam di Mediterania hingga dua pekan ke depan. (Kementerian Pertahanan Turki Via AP)
In this photo provided by the Turkish Defense Ministry, Turkey's research vessel, Oruc Reis, in red and white, is surrounded by Turkish navy vessels as it was heading in the west of Antalya on the Mediterranean, Turkey, Monday, Aug 10, 2020. Tension remains high between Greece and Turkey, whose warships are in the eastern Mediterranean where Turkey has sent a research vessel to carry out seismic research for energy resources in an area Greece says is on its continental shelf. (Turkish Defense Ministry via AP, Pool)


Sebuah kapal Turki juga sempat bertabrakan dengan Yunani Agustus lalu. Kedua negara kini intensif melakukan latihan perang di Laut Mediterania.

Dalam laporan US Geological Survey, Laut Mediterania Timur memiliki cadangan minyak 1,7 miliar barel. Sementara gas 3,5 triliun meter kubik.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laut Mediterania Timur Panas, Erdogan Siap Perang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular