Faisal Basri: Kendalikan Virus Dulu, Baru Ekonomi Bisa Naik!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
01 September 2020 09:23
Ekonom senior, Faisal Basri saat menghadiri acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ekonom senior, Faisal Basri saat menghadiri acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Faisal Basri meyakini ekonomi Indonesia akan pulih jika kurva kasus penularan Covid-19 bisa melandai atau turun.

Saat ini, Indonesia masih mencatatkan kenaikan penambahan kasus Covid-19 setiap hari. Bahkan jumlah pasien setiap hari bertambah 2.000 - 3.000 pasien.

Per 31 Agustus 2020, terdapat tambahan kasus baru sebanyak 2.743 pasien. Dengan demikian, total pasien Covid-19 di Indonesia berjumlah 174.796 kasus. Sementara itu, jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 mencapai 7.417 orang pada Senin (31/8/2020).

Menurut Faisal, kunci untuk menggerakkan aktivitas ekonomi adalah dengan meningkatkan test Covid-19 ke seluruh masyarakat di Indonesia. Dia juga mengkhawatirkan, pemerintah saat ini tidak lagi peduli dengan penanganan Covid-19, dan lebih untuk mengutamakan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

"Kunci untuk aktivitas ekonomi meningkat adalah dengan tes. Kita jauh lebih kecil dari negara tetangga [...] yang saya takut, respons pemerintah makin tidak peduli dengan Covid-19, tapi [lebih peduli] ke pemulihan ekonomi," kata Faisal saat melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (31/8/2020).

Apalagi, menurut dia, di dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), unsur kesehatan di dalamnya hanya satu, yakni Kementerian Kesehatan. Selebihnya ekonomi dan politik pertahanan.

Melihat struktur pada Komite Penangan Covid-19 dan PEN, terlihat Indonesia hanya lebih condong untuk memulihkan perekonomian saja.

Padahal menurut dia, apabila kasus penularan Covid-19 turun, maka otomatis pertumbuhan ekonomi akan naik. Oleh karena itu, menurut Faisal mustahil jika pemerintah ingin pertumbuhan ekonomi naik, di saat penularan kasus Covid-19 terus bertambah.

"Kita harus kendalikan penularan kasus dulu, baru ekonomi bisa naik. Kalau kasus sudah turun, otomatis pertumbuhan ekonomi tanpa disuruh pun akan naik," kata Faisal.

Maka tak heran, kata Faisal, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 kemungkinan akan berada pada titik -3%.

Mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 -5,32%. Maka jika benar, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 mengalami minus, Indonesia dipastikan jatuh ke jurang resesi menyusul ke-24 negara lainnya.

Faisal pun juga mengkritik Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang sempat mengatakan kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 lebih sedikit kontraksinya dibandingkan dengan kuartal II-2020, artinya Indonesia tidak resesi.

"Kuartal III-2020 perkiraan saya minus 3%, tapi Kata Menko [Airlangga] itu nggak resesi. Menko aja pemahaman resesinya nol besar. Kata Menko kalau triwulan II 5,3% minusnya, triwulan III minus 5%, itu ga resesi, karena minusnya turun. Ngeri nggak? komandan ekonominya nggak ngerti resesi apa," tutur pengajar ekonomi di UI ini.

Airlangga sebelumnya mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami minus, namun angkanya lebih kecil dari kontraksi kuartal sebelumnya, maka Indonesia tidak mengalami resesi.

"Indonesia di kuartal II-2020 pertumbuhan ekonominya -5,3%. Secara teori masuk ke arena resesi kalau pertumbuhan ekonomi 2 kuartal berturut-turut semakin turun. Tapi kalau ada perbaikan dari -5,3% ke angka lebih rendah, itu technically (secara teknis) bukan resesi," ujarnya dalam acara Kampanye Penggunaan Masker di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (30/8/2020).

Menanggapi hal tersebut, Faisal Basri cukup kaget dan heran, karena sebagai menteri seharusnya paham mengenai pengertian dari resesi ekonomi.

Secara pengertian, suatu negara dikatakan resesi ekonomi apabila menghadapi pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua kuartal berturut-turut di tahun yang sama.

Indonesia, menurut Faisal Basri perlu belajar dari Finlandia, Singapura, Malaysia, dan Thailand yang tidak mengutamakan ekonominya, namun penanganan Covid-19 justru membuat negara-negara tersebut bisa dengan cepat memulihkan ekonomi.

Seperti diketahui, Finlandia, Singapura, dan Malaysia telah resmi menjadi negara yang masuk jurang resesi di tahun 2020 ini. Tapi para turis mancanegara, yang berpotensi menghasilkan devisa sudah boleh masuk ke negara mereka.

"Indonesia tidak boleh masuk, masih di-blacklist karena reputasi menangani Covid-19 buruk ke empat di dunia. Sadar tidak sadar, kita sedang dihukum dunia. Gara-gara tidak becus menangani pandemi ini," jelas Faisal.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Faisal Basri: RI Tak Boleh Paksakan Diri Lepas dari Resesi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular