
Erdogan Siap Perang Lawan Yunani, Ini Penyebabnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan seperti siap berperang melawan Yunani. Bahkan dalam perayaan kemenangan Turki atas Yunani saat perang 1922, ia kembali menegaskan hal tersebut.
"Ketika tiba waktunya untuk berperang, kami tidak akan ragu untuk berkorban," tegas Erdogan dalam pidatonya, sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (31/8/2020).
"Pertanyaannya adalah: ketika mereka melawan kita di Mediterania, apakah mereka siap untuk melakukan pengorbanan yang sama?".
"Kepada musuh kita, kita akan berkata, Ayo (perang)!".
Perselisihan Turki dan Yunani kian memanas beberapa waktu terakhir. Persoalannya terkait kandungan gas yang ada di Laut Mediterania Timur.
Dalam laporan US Geological Survey, Laut Mediterania Timur memiliki cadangan minyak 1,7 miliar barel. Sementara gas 3,5 triliun meter kubik.
Turki mengirimkan kapal penelitiannya Oruc Reis sejak 10 Agustus. Penelitian kapal yang dilakukan di dekat Pulau Kreta membuat Yunani berang.
Yunani mengklaim wilayah itu adalah perairannya. Nota keberatan diajukan Yunani bahwa laporan ke Uni Eropa, tempat negara itu bergabung.
Ketegangan akhirnya membawa sejumlah negara masuk. Turki dibeking Amerika Serikat (AS) dan Italia sedangkan Yunani dibeking Prancis.
Negara-negara yang berkonflik itu juga sudah mengintensifkan militer berpatroli di kawasan itu. Turki sendiri sudah mengintensifkan latihan tembak sejak Sabtu (29/8/2020).
Jumat pekan lalu Turki bahkan mencegat enam pesawat Yunani yang mendekati zona kapal penelitian kapal negara itu dan memaksanya berbalik. Prancis dikabarkan mengirim F-16 ke kawasan.
Di era Erdogan, Turki memang gencar mencari sumber energi. Sebelumnya, negara itu menemukan sumber daya gas di wilayah laut Hitam.
Ladang gas sebesar 320 miliar meter kubik ditemukan Jumat. Ini membantu Turki mengurangi ketergantungan impor energi pada Rusia, Iran, dan Azerbaijan jika gas tersebut dapat diekstraksi secara komersial.
Penemuan tersebut juga akan mengurangi biaya impor energi Turki, yang mencapai US$ 41 miliar tahun lalu. Bahkan meningkatkan keuangan pemerintah dan membantu meringankan defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD).
Erdogan mengatakan negaranya bertekad untuk menjadi eksportir energi netto.
"Cadangan ini sebenarnya adalah bagian dari sumber yang jauh lebih besar. Insya Allah akan lebih banyak lagi yang datang," kata Erdogan pekan lalu. "Tidak akan ada henti sampai kita menjadi eksportir bersih energi."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laut Mediterania Timur Panas, Erdogan Siap Perang
