Cuma Rp 60 T, Pemerintah Kurangi Penempatan Dana di Bank

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
29 August 2020 16:22
Febrio Kacaribu. (Dok: Universitas Indonesia)
Foto: Febrio Kacaribu. (Dok: Universitas Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan mengungkapkan merevisi atau mengurangi anggaran penempatan dana di bank dari Rp 78,78 triliun hanya menjadi Rp 60 triliun saja.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Ikatanan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI), Sabtu (29/8/2020).



"Penempatan dana [di bank] paling mentok Rp 60 triliun, itu sudah sangat menolong. [Penempatan dana] Kelompok pertama ada di empat Bank Himbara yakni Rp 30 triliun dan mereka menjanjiakn untuk leverage tiga kali lipta. Dan mereka sudah menciptakan kredit modal kerja lebih dari Rp 90 triliun," jelas Febrio.

Kemudian kata Febrio, pemerintah juga telah melakukan penematan dana Rp 11,5 triliun di Bank Pembangunan Daerah (BPD). Penempatan dana di bank daerah ini sudah dimulai sejak 27 Juli 2020.

Sebanyak tujuh BPD menjadi penerima, yaitu di Jawa Barat dan Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo, Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kita akan lihat performancenya dan mudah-mudahan cukup. Total kita sudah menempatakan dana Rp 41 triliun. Kita akan tambah lagi dan mungkin mentok di Rp 60 triliun, jadi masih ada sisa Rp 18 triliun," kata Febrio melanjutkan.

Adapun, unntuk penempatan empat dana bank yang dimaksud Febrio, yakni adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mendapatkan Rp 10 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mendapatkan Rp 10 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 5 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebesar Rp 5 triliun.



Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menjelaskan, dari Mandiri dengan penempatan dana Rp 10 triliun, dengan target ekspansi hingga Rp 30 triliun, telah terealisasi Rp 27,63 triliun. Sri Mulyani merinci, berasal dari kredit usaha rakyat (KUR) mikro UMKM sebesar Rp 6,77 triliun, UMKM Rp 3 triliun dan korporasi Rp 17,6 triliun.

Kemudian BRI, dengan penempatan dana Rp 10 triliun yang awalnya ditargetkan bisa digunakan untuk penyaluran kredit Rp 30 triliun. Realisasinya mencapai Rp 35,78 triliun yang berasal dari penyaluran kredit untuk KUR Mikro Rp 26 triliun, kredit usaha kecil Rp 8,9 triliun, dan penyaluran untuk usaha menengah Rp 780 miliar.

Namun Sri Mulyani sebenarnya menargetkan kredit yang disalurkan BRI bisa meningkat 6 kali lipat atau Rp 60 triliun. "BRI mendapatkan dana Rp 10 triliun dan targetnya bisa mencapai Rp 60 triliun," ujar Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (24/8/2020).

Sementara BNI dengan penempatan dana Rp 5 triliun, menargetkan akan melakukan ekspansi kredit hingga Rp 15 triliun, sampai dengan 14 Agustus 2020, sudah terealisasi Rp 10,65 triliun. Berasal dari penyaluran kredit untuk usaha kecil Rp 5,76 triliun, usaha menengah Rp 320 miliar, dan penyaluran kredit ke korporasi Rp 4,57 triliun.

Kemudian untuk BTN dengan penempatan dana Rp 5 triliun, menargetkan bisa mengekspansi kredit hingga Rp 15 triliun. Dengan realisasi sudah menyalurkan kredit mencapai Rp 5,4 triliun. Penyaluran kredit dengan KPR subsidi Rp 1,9 triliun, KPR non subsidi Rp 1,83 triliun dan korporasi Rp 1,6 triliun.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Lantik Febrio Kacaribu Jadi Kepala BKF Kemenkeu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular