
Ternyata Vokasi Juga Banyak Dibutuhkan BUMN Strategis

Jakarta, CNBC Indonesia - Siswa di pendidikan vokasi maupun kejuruan mendapat perlakuan khusus dalam pembinaan. Demi siap bersaing di dunia industri, banyak perusahaan yang menyediakan tempat bagi para siswa untuk belajar melalui bekerja secara langsung di industri, termasuk BUMN strategis.
Salah satu perusahaan yang ambil bagian adalah PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, yang menggelar link and match, atau program kesinambungan industri dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Setidaknya, ada tujuh SMK di Jawa Timur yang menjadi mitra. Siswa mendapat pendidikan teknis dari profesional yang sudah lama bekerja di bidangnya, seperti disampaikan secara resmi oleh PT PAL, dikutip, Jumat (28/8).
Selain itu, ada beberapa bantuan yang diberikan, yakni memfasilitasi praktek kerja industri bagi siswa, pemagangan industri bagi guru sesuai dengan program keahlian, penyelarasan kurikulum di SMK, penyediaan sarana prasarana praktek kerja industri dan pemagangan (workshop, laboratorium, training center, teaching factory), dan mengeluarkan sertifikat telah mengikuti praktek kerja industri atau pemagangan industri.
Kerja Sama ini adalah bentuk bantuan dari industri untuk mewujudkan dan mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis kompetensi yang sesuai dan selaras (link and match) dengan industri, dalam rangka menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri.
Demi mendukung link and match, dibentuk pula Forum Pengarah Vokasi (Rumah Vokasi) dari kalangan pengusaha diproyeksikan bakal membuat banyak perubahan bagi standar lulusan SMK. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa pelaku usaha siap untuk bekerjasama dalam menjalankan program itu.
"Itu sudah kita lakukan. Kita membangun supermentor, dari tiap perusahaan mengirim wakilnya. Sudah beberapa batch yang kita kirim dari jajaran minimum manager level untuk pelatihan Vokasi selama 3 hingga 6 bulan. Supaya mereka (pelajar) lebih memahami environment di perusahaan seperti apa," kata Rosan kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.
Dengan diajari oleh praktisi di sekolah atau kampusnya, juga termasuk belajar langsung di dunia industri, siswa atau mahasiswa Vokasi bisa lebih bisa membayangkan dengan apa yang terjadi di tempat kerjanya nanti. Sehingga, ketika nantinya harus terjun langsung ke lapangan, mereka tidak lagi bingung.
Demi menyerap mahasiswa magang itu, Rosan menyebut sudah ada lebih dari 2.600 perusahaan yang tergabung dalam Kadin sudah mengantre dalam menerima pelajar Vokasi.
"Kita tinggal inline kan dengan program Kemendikbud. Karena program Vokasi pembagiannya 30% teori dan - 70% magang atau praktik," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHK Menggila, Ternyata RI Butuh Pekerja di Bidang Ini