Round Up

Alasan Shell Cabut dari Proyek Triliunan Blok Masela, Simak!

News - Anisatul Umah, CNBC Indonesia
25 August 2020 09:05
Blok Masela (Dok.Reuters) Foto: Blok Masela (Dokumentasi Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inpex, selaku operator Blok Masela, buka suara perihal keputusan Shell hengkang dari proyek gas Lapangan Abadi.

VP Corporate Services Inpex Masela Henry Banjarnahor mengatakan, jika Shell sudah melakukan penghitungan ulang soal keterlibatan dalam proyek tersebut. Salah satu alasan Shell adalah proyek itu kurang kompetitif dibandingkan dengan portofolio proyek Shell di negara lain.

"Mereka (Shell) melihat global portofolio mereka di seluruh dunia dan mereka menganggap bahwa investasi di negara lain lebih menguntungkan mereka, jadi mereka mengutamakan itu," kata Henry saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (24/8/20).


Menurut dia, peristiwa pelepasan saham di bisnis hulu migas adalah hal yang biasa.

"Partner (mitra) itu datang dan pergi. Jadi, mereka datang ke Inpex mengatakan bahwa mereka ingin mendivestasikan working interest-nya di blok Masela," ujar Henry.

Lebih lanjut ia mengatakan jika Inpex punya pandangan berbeda dengan Shell mengenai masa depan konsorsium. Sebagai operator, dia menjamin Inpex tetap pada komitmennya untuk melanjutkan proyek ini.

"Kami tetap berkomitmen terhadap kegiatan di Masela dan kami akan melanjutkan kerja sama dengan SKK Migas," kata Henry.

Pihaknya juga mendorong kelancaran proses divestasi, termasuk mengenai pembukaan sejumlah data seperti data seismik, sumur ataupun data komersial. Dalam proses ini, Shell masih wajib terlibat sebagai bagian dari konsorsium.


"Kami meminta izin ke BKPM, menurut informasi, surat telah ditandatangani (pembukaan data) dan dengan surat izin tersebut Shell akan memulai proses divestasinya kepada potential buyer (investor potensial) mereka," ujar Henry.



Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengutarakan kekecewaan terhadap langkah Shell.

"Ketika 2019 awal, di pertengahan kami sedang ditengah mendiskuksikan POD, waktu itu sudah ada rumor bahwa Shell mau keluar, terus kami panggil Shell. Kami tanya langsung apakah rumor yang ada di media itu benar dan kami mendapat jawaban tidak benar, dan kita tetap go," katanya.

Namun, kini rumor tersebut menjadi kenyataan. Shell bahkan langsung menghadap ke Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk membicarakan rencana divestasi.

"Itu kami langsung dapat arahan dari pemerintah untuk kirim surat. Kami dua kali atau tiga kali menyampaikan ke Shell bahwa pemerintah kecewa dengan langkah yang diambil Shell," ujar Dwi.

Kendati begitu, dia bilang pada akhirnya pemerintah memberikan restu dengan mendorong supaya divestasi dilakukan segera. Langkah divestasi saat ini sudah sampai pada tahap perizinan membuka data proyek Masela kepada calon perusahaan yang bakal mengambil porsi kepemilikan Shell.

"Shell sudah pernah menyampaikan list tentang siapa-siapa yang potensial. Lalu mereka semua akan dipersilakan open data dan lanjutannya menyampaikan prosposal, Shell akan melakukan proses tender," kata Dwi.

"Kalau Pertamina minat tentu Pertamina dipersilakan open data dan menyiapkan proposal dan kami tidak bisa memaksa Shell menjual ke Pertamina kalau Pertamina sendiri tidak menyampaikan keberminatan," lanjut eks Dirut Pertamina ini.


Seperti diketahui, Shell Upstream Overseas bakal melepas kepemilikan hak partisipasinya di proyek Lapangan Abadi, Blok Masela. Saat ini Shell memiliki 35% hak partisipasi, sedangkan sisanya 65% dimiliki oleh Inpex Masela.


Proyek senilai US$ 19,8 miliar ini ditargetkan memproduksi 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd serta 35.000 barel minyak per hari. Proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Shell Hengkang dari Masela, Inpex Ungkap Alasan Sebenarnya


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading