Penjualan Mobil Paling Hancur se-G20, RI Bersiap Resesi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 August 2020 11:57
Penjualan Kendaraan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Ilustrasi Penjualan Mobil (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Di AS, data penjualan mobil bahkan dipakai untuk mengukur kemungkinan resesi. Saat penjualan mobil turun 2% atau lebih, maka resesi sudah di depan mata.

Sejak 1977, AS sudah mengalami empat kali resesi yang dicerminkan oleh kontraksi ekonomi dalam dua kuartal beruntun. Biasanya resesi didahului oleh kejatuhan penjualan mobil. Oleh karena itu, melihat data penjualan mobil untuk meramal kemungkinan menjadi hal yang masuk akal.

Mengutip data Marklines, penjualan mobil di negara-negara G20 (minus Arab Saudi dan Uni Eropa) sebagian besar masih turun. Jangankan turun 2%, anjlok belasan atau puluhan persen menjadi pemandangan yang biasa.

Kabar buruknya, Indonesia menjadi negara dengan penjualan mobil paling ambles. Pada Juli 2020, penjualan mobil di Tanah Air tercatat 25.283 unit. Dibandingkan bulan sebelumnya, memang ada lonjakan tajam yaitu 100,2%.

Namun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) masih ambles -71,8%. Bahkan pada April dan Mei 2020, penjualan YoY ambles sampai masing-masing 90% dan 95%.

Dengan memasukkan skenario di AS, di mana resesi diawali dengan ambrolnya penjualan mobil, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa masuk ke zona resesi. Sekarang mungkin belum, karena meski ekonomi kuartal II-2020 terkontraksi 5,32% YoY tetapi kuartal sebelumnya masih tumbuh 2,97% YoY.

Namun kalau berbagai tanda-tanda resesi semakin banyak dan kian kuat, maka bakal sulit buat Indonesia untuk bertahan di zona pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal III-2020 yang jadi penentu. Jika resesi sampai terjadi (amit-amit), sebaiknya kita semua perlu bersiap sedari sekarang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular