Impor Mentega Sampai Kembang Gula Banjiri RI di Juli 2020

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 August 2020 17:53
Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)
Foto: Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Selasa (18/8/2020) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2020 surplus US$ 3,26 miliar.

Ekspor Indonesia mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif -9,9% (yoy) atau tercatat sebesar USD 13,73 miliar sementara Impor mencapai US$ 10,47 miliar atau turun 32,55% (yoy).

Total nilai impor Indonesia pada Juni mencapai US$ 10,47 miliar atau turun 2,73% dibandingkan Juni 2020. Tercatat, impor non migas Juli 2020 mencapai US$ 9,51 miliar atau turun 5,7% dibandingkan dengan Juni 2020.

Bahkan penurunan impor non migas pada Juli 2020 terhadap Juli 2019 turun lebih dalam lagi.

"Dibandingkan Juli 2019, impor nonmigas turun 30,95%," kata Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (18/8/2020).

Penurunan impor nonmigas terbesar Juli 2020 dibandingkan Juni 2020 adalah golongan kendaraan dan bagiannya senilai US$ 157,9 juta atau 42,77%, sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik senilai US$ 220,9 juta atau 15,77%.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juli 2020 adalah Tiongkok senilai US$ 21,36 miliar atau 29,31%, Jepang US$ 6,75 miliar atau 9,26%, dan Singapura US$ 4,86 miliar atau 6,66%.

Adapun Impor nonmigas dari ASEAN senilai US$ 13,94 miliar atau 19,12% dan Uni Eropa senilai US$5,77 miliar 7,91%.

Berikut 10 golongan barang yang diimpor paling banyak pada Juli 2020:

1. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,62 miliar
2. Kendaraan dan bagiannya US$ 211,3 juta
3. Serealia US$ 157,4 juta
4. Gula dan kembang gula US$ 214 juta
5. Kain rajutan US$ 132,9 juta
6. Susu, mentega, telur US$ 56,7 juta
7. Filamen buatan US$ 91,2 juta
8. Sayuran US$ 55,7 juta
9. Kapal, perahu, dan struktur terapung US$ 148,4 juta
10. Bijih, kerak, dan abu logam US$ 78 juta


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neraca Dagang Defisit US$ 350 Juta, Ini Penjelasan BPS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular