Pakaian Impor China 'Dibuang' ke RI, Baju Anak Sampai Hijab

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 August 2020 15:37
Pakaian Bekas Impor (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Pakaian Bekas Impor (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha tekstil mengungkapkan serbuan pakaian jadi impor dari China saat pandemi covid-19. Produk pakaian jadi ini merupakan produk yang ditolak karena pembatalan ekspor di negara lain akibat pandemi covid-19, lalu dialihkan dengan 'membuang' ke pasar seperti Indonesia, yang dianggap longgar proteksinya.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengungkapkan hal itu dikarenakan tidak adanya regulasi yang melindungi untuk produk pakaian jadi. Berbeda dengan produk hulu seperti kain dan benang, sudah mendapatkan proteksi berupa produk safeguard.

"Mayoritas tetap dari China, mereka yang dominasi, semua segmen, baju anak kecil, hijab, sampai baju tidur. Di bahan baku dari fiber, benang, kain kita kalau impor harus ajukan impor (PI), kuota impor. Sedangkan pakaian jadi nggak ada (kuota), jaring pengamanan nggak ada. Sedangkan dari hulu (benang dan kain) sudah dikenakan anti-dumping duty," kata Jemmy kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/8).

Ia menyayangkan pasar Indonesia yang mencapai 270 juta penduduk, harus dinikmati oleh produk pakaian impor. Jemmy mencontohkan bagaimana pakaian impor tersebut dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional.

"Di tanah Abang, Mangga Dua, hangtag-hangtag (label harga/baju) bahasa asing. Aturannya semua produk masuk ke Indonesia harus ada petunjuk dalam bahasa Indonesia, itu nggak ada," jelasnya.

Hal tersebut menyebabkan barang impor pakaian bekas mengobrak-abrik pasar dalam negeri. Padahal, jika ada aturan ketat yang berlaku, Jemmy yakin pakaian jadi impor akan berkurang.

"Minimum 50% pakaian jadi. Coba diregulasi, kurangi aja 20-30 saja, wah geliat sekali. Kalau dijaga (pasar domestik) pemerintah, otomatis investasi tumbuh sendiri. Nggak perlu intensif sana sini. Kalau diberi insentif macam-macam, tapi market dibunuh percuma," katanya.

Jumlah tersebut masuk bukan hanya melalui jalur ke pedagang besar. Barang yang masuk melalui pembelian online pun cukup besar. "Masih banyak impor pakaian jadi yang tidak terdata. Karena masuk lewat online," katanya.

Data impor BPS pada Juli 2020, menunjukkan produk kain rajutan memang masuk dalam tiga besar nilai impor produk non migas yang masuk ke pasar Indonesia. Sedangkan data Juni menunjukkan, impor khusus pakaian juga masih terjadi. Misalnya pada Pakaian dan aksesori pakaian, rajutan atau kaitan impornya mencapai US$ 20,58 juta.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pakaian Impor Kena Tambahan Bea Masuk, Ini Alasan Sri Mulyani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular