Duh, Baju-Celana Impor China Mulai Obrak-Abrik Lagi Pasar RI

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
29 July 2020 18:26
Pakaian Bekas Impor (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pakaian Bekas Impor (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta menyebut mulai ada pergeseran jenis tekstil impor yang masuk ke Indonesia. Semula, bahan baku seperti bahan serat dan benang yang ramai masuk ke Indonesia. Namun kini, jenis produk tekstil seperti pakaian jadi yang mulai ramai memasuki pasar Indonesia.

"Sekarang mulai masuk yang pakaian jadi. Kalau importir melihat di sini ada pasar pakaian jadi. Dia masukkan saja sekalian," jelas Redma kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/7).

Hal ini memicu kekhawatiran pelaku industri, sebab sudah terjadi dari pengalaman tahun lalu. Data dari APSYfI, pada tahun 2019 lalu penyerapan pasar pakaian jadi mencapai 2 juta ton, sebanyak 1,65 juta di antaranya disuplai dari produk lokal, sisanya 331 ribu ton berasal dari impor. Artinya market share industri lokal masih mencapai 81,7%. Namun, jumlah itu sudah menurun dibanding tahun sebelumnya di mana masih mencapai 95%.

Saat itu, market share produk lokal paling rendah ada pada jenis bahan serat, yang terdiri dari polyester, viskosek dan cotton, jumlahnya hanya 37,4%. Produk lokal hanya terserap 596 ribu ton, kalah saing dari impor sebesar 997 ribu ton.

"China yang mendominasi dengan jumlah sekitar 40%, sisanya ada Korea termasuk Taiwan," sebutnya.

Redma memperkirakan ada sejumlah dampak yaitu produksi tidak maksimal karena utilisasi produksi yang menurun, penyerapan tenaga kerja terganggu hingga sebagian perusahaan harus tutup.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2020, nilai impor kain tenunan khusus mencapai angka US$ 12.797.291 dengan jumlah 922.029 Kg. Jenis ini mencakupi yakni kain tekstil berjumbai, renda, permadani dinding, hiasan, sulaman.

Kemudian impor untuk jenis barang tekstil yang cocok untuk keperluan industri mencapai angka US$ 38.798.172 dengan kapasitas 4.900.044 Kg. Jenis ini mencakupi kain tekstil diresapi, dilapisi, ditutupi atau dilaminasi.

Untuk barang tekstil sudah jadi, data BPS menunjukkan pada Mei 2020 saja nilai dari komoditas ini mencapai US$ 37.256.567 dengan jumlah 1.907.540 Kg.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Tempat 'Buangan' Pakaian Impor, RI Setara dengan Nigeria

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular