Kemungkinan Resesi Besar, Airlangga Sebut PDB RI Q3 Bisa -2%

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
11 August 2020 13:32
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di acara  Penandatanganan perjanjian kerja sama dan nota kesepahaman untuk program penjaminan pemerintah kepada korporasi padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional (Biro KLI-Kemenkeu)
Foto: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Biro KLI-Kemenkeu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini pertumbuhan ekonomi akan membaik di kuartal III dan IV mendatang. Kendati demikian, kemungkinan untuk resesi alias pertumbuhan PDB dua kuartal negatif secara berturut-turut masih terbuka.

Hal itu dikatakan Airlangga saat menghadiri peluncuran CAC Anti Korupsi Indonesia secara virtual di Jakarta, Selasa (11/8/2020).

"Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -5,32, diharapkan akan ada recovery di kuartal III dan kuartal IV," ujarnya.



Menurut Airlangga, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah langkah, salah satunya adalah memperlebar defisit anggaran negara. Sepanjang tahun, total anggaran mencapai Rp 2.700 triliun. Sampai dengan Juni lalu, pemerintah sudah membelanjakan sekitar Rp 1.000 triliun. Dengan begitu, ada sisa kurang lebih Rp 1.700 triliun yang harus dibelanjakan di kuartal III dan kuartal IV.

Kendati demikian, lanjut Airlangga, jika dibandingkan negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik. Ia mencontohkan Amerika Serikat (AS) yang minus 95% di kuartal II atau euro zone yang pada kuartal II-2020 tumbuh minus 15%.

"Tentu Indonesia masih turun di -5,32 diharapkan kuartal III bisa membaik dengan prediksi -2%, -1% atau bahkan diharapkan bisa masuk positif. Oleh karena itu, kita harus mendorong belanja pemerintah atau spending masyarakat diberi rasa nyaman dan aman agar spending (belanja) bisa berjalan," kata Airlangga.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Resesi tidak Resesi, yang Penting Ekonomi Harus Tumbuh'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular