
Bungker Sampai Dikawal Polisi, Cara Trump Hindari Rusuh di AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkenal paling berani dalam menyampaikan pendapatnya. Sampai-sampai presiden ke-45 AS itu tidak segan melayangkan kritik pedas pada negara lain dan memulai perselisihan.
Namun, siapa sangka, saat menghadapi amarah warganya sendiri, Trump justru cukup "penakut". Ini terbukti dari beberapa kejadian yang menunjukkan Trump membutuhkan "aksi ekstra" dari para pengawalnya untuk melindunginya di tengah situasi tegang di AS.
Salah satu momen itu terjadi beberapa bulan lalu, saat demo anti-rasisme besar terjadi di depan Gedung Putih. Pada saat kejadian, Trump bersembunyi di dalam bungker di gedung putih.
Selain itu yang terbaru, Trump dievakuasi dari keramaian dan membatalkan konferensi pers yang sedang berlangsung ketika terjadi aksi penembakan di depan kantor kepresidenan pada Senin (10/8/2020).
Berikut rincian kedua peristiwa yang banyak menuai perhatian warga AS dan dunia itu.
The Bunker Boy
Istilah "The Bunker Boy" melekat pada diri Trump setelah pada Jumat (29/5/2020) Trump diungsikan ke bungker oleh pihak keamanan. Pada saat itu Trump "disembunyikan" dari khalayak ramai karena masa pendemo anti-rasisme di AS berkumpul di luar Gedung Putih dan berusaha menerobos.
Pada saat kejadian, bukan hanya Trump yang dilarikan ke bungker, tapi juga Ibu Negara Melania Trump dan putranya.
Sebagaimana dilaporkan CNN Indonesia pada saat itu, kondisi demo yang meminta keadilan atas kematian George Floyd itu memang sangat kacau. Para pendemo berteriak, melemparkan botol-botol air dan benda-benda lain ke barisan perwira, dan berusaha untuk menerobos pagar.
Bahkan, gara-gara aksi saling dorong dan bentrokan, sejumlah petugas yang berjaga di depan Gedung Putih sampai terluka.
Demo yang terjadi di AS dalam beberapa pekan di bulan Mei itu pertama kali dipicu oleh kematian Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal setelah lehernya ditekan dengan lutut oleh seorang perwira polisi kulit putih. Warga AS menganggap tindakan polisi sebagai bentuk pelanggaran HAM dan menuntut keadilan untuk Floyd.
Istilah Bunker Boy juga sampai viral di dunia maya. Misalnya di Twitter, banyak warga AS yang menggunakan tanda pagar (hashtag) #BunkerBoy dan menuliskan kalimat hinaan pada aksi Trump tersebut.
"#BunkerBoy sangat malu karena orang-orang mengejeknya karena bersembunyi sehingga dia meminta polisi militer untuk menembak demonstran yang damai dengan peluru karet & gas air mata hanya agar dia bisa berjalan-jalan di seberang jalan dengan orang kulit putih & putrinya yang berhak tinggi untuk berfoto dengan memegang alkitab #DictatorTrump." tulis Alison Greene (@GrassrootsSpeak) pada 2 Juni 2020.
"Semoga #BunkerBoy bersenang-senang di atap #WhiteHouse sambil menonton #MilitaryExercise miliknya." timpal Diane Schulz (@dihicobra) dalam postingan di hari yang sama.
"Hari ini @RealDonaldTrump telah membuktikan dirinya sebagai pengecut yang lebih besar. #BunkerBoy #CowardinChief #CowardTrump," tambah Pineapple Titan (@the_devik).
Dievakuasi Saat Konferensi Pers
Pada Senin kemarin saat baru beberapa menit memulai konferensi pers di depan wartawan, Trump tiba-tiba harus dievakuasi setelah petugas keamanan gedung putih, Secret Service, melihat gelagat aneh seseorang yang mendekati Gedung Putih dengan membawa senjata di area 17th Street dan Pennsylvania Avenue. Petugas juga sempat terlibat aksi saling tembak.
Akibat itu, Trump digiring keluar dari lokasi dan acara konferensi tersebut batal dilakukan.
Menurut laporan AFP, seorang petugas keamanan terlibat penembakan di lokasi dan pelaku dibawa ke rumah sakit karena tertembak Secret Service. Namun, belum ada keterangan resmi siapa pelaku dari penembakan itu.
Selain mengevakuasi Trump, sebagian jalan di sekitar Gedung Putih juga langsung ditutup. Sejumlah polisi dan kendaraan resmi lainnya berkumpul di sudut lokasi.
Menurut seorang saksi pengunjuk rasa yang telah berkemah di depan Gedung Putih selama bertahun-tahun, dia mendengar suara tembakan sekitar pukul 17:50 sore waktu setempat.
Setelah situasi kondusif, Trump kembali ke ruang rapat Gedung Putih. Ia menjelaskan apa yang telah terjadi.
"Sebenarnya, ada penembakan dan seseorang telah dibawa ke rumah sakit. Saya tidak tahu kondisi orangnya," kata Trump dikutip dari CNBC International, Selasa.
"Tersangka yang ditembak," tambah Trump. "Penembakan itu terjadi di dekat pagar Gedung Putih,"
Trump mengaku tidak kaget dengan kejadian tersebut dan menegaskan bahwa dunia memang tempat yang berbahaya.
"Apakah saya tampak bingung?" katanya.
"Anda melihat sejarah selama berabad-abad, dunia telah menjadi tempat yang berbahaya, tempat yang sangat berbahaya."
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Adu Mulut dengan Wali Kota, Trump Disuruh Ngumpet di Bungker
