
Adu Mulut dengan Wali Kota, Trump Disuruh Ngumpet di Bungker

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diminta untuk kembali bersembunyi di bungker-nya oleh Wali Kota Seattle Jenny Durkan pada Kamis (11/6/2020).
"Buat kita semua aman. Kembali ke bungker Anda," tulis Durkan di Twitter, mengungkit kembali kejadian di mana Trump dipindahkan ke bungker Gedung Putih oleh Secret Service selama hampir satu jam di saat protes anti-rasisme yang kacau terjadi di banyak negara bagian AS dan sekitar Gedung Putih bulan lalu.
Pernyataan itu dilontarkan Durkan setelah Trump mengancam untuk membubarkan Zona Otonomi Capitol Hill (Capitol Hill Autonomous Zone/CHAZ) yang ada di Seattle. CHAZ merupakan beberapa blok di Seattle yang telah diambil alih oleh para demonstran dan dijadikan sebagai tempat khusus di mana mereka bisa berdemo secara bebas tanpa adanya pengawasan polisi.
Para pendemo telah memenuhi beberapa blok di wilayah itu dan sebagian dari taman di lingkungan Capitol Hill Seattle dalam beberapa hari terakhir setelah polisi meninggalkan lokasi pasca-terjadinya bentrokan berbahaya antara pengunjuk rasa dan penegak hukum.
"Ambil kembali kota Anda SEKARANG. Jika Anda tidak melakukannya, saya akan melakukannya," ancam Trump pada Durkan dan gubernur negara bagian Washington Jay Inslee melalui tweet Rabu malam.
"Ini bukan permainan. Aksi anarkis yang buruk ini harus dihentikan SEGERA. BERGERAK CEPAT LAH," lanjutnya dalam tweet lain. Trump telah menjuluki para pemrotes yang telah mengambil alih Seattle sebagai teroris domestik.
Selain Durkan, Inslee juga telah menyerang Trump di Twitter. Baik Durkan maupun Inslee, keduanya adalah pejabat dari kubu Demokrat. Para pejabat di Seattle telah membantah laporan bahwa para aktivis sayap kiri berada di belakang pembentukan zona otonom tersebut.
"Seorang pria yang benar-benar tidak mampu memerintah harus menjauh dari urusan negara bagian Washington. Berhenti memposting di Twitter," tulis Inslee.
Demo besar telah terjadi di AS sejak 26 Mei lalu, sehari setelah kematian George Floyd di tangan polisi AS. Floyd adalah pria kulit hitam (Afrika-Amerika) yang mendapat perlakuan tidak adil saat ditangkap polisi.
Kejadian penangkapan Floyd yang membuatnya meregang nyawa pada akhirnya menjadi pemicu lahirnya demo anti-rasisme di AS. Banyak warga AS turun ke jalan menyerukan keadilan untuk Floyd dan warga kulit hitam lainnya. Namun, demo yang berlangsung kerap kali diselingi aksi kekerasan dan bentrokan dengan polisi. Di beberapa negara bagian bahkan terjadi aksi penjarahan dan pembakaran.
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Siap Luncurkan Medsos Tandingan Twitter