Dunia Kian Terbuka: Ekonomi Bangkit, Tapi Banyak yang Sakit

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 August 2020 14:23
Warga Prancis terapkan penggunaan masker di tempat umum. (AP/Michel Euler)
Foto: Warga Prancis terapkan penggunaan masker di tempat umum. (AP/Michel Euler)

Namun kebangkitan ekonomi memakan korban aspek kesehatan. Pelonggaran social distancing dan peningkatan kontak antar-manusia membuat kasus corona melonjak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 5 Agustus 2020 adalah 18.354.342 orang. Bertambah 211.624 orang atau 1,17% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Sejak 3 Juni, belum pernah pasien baru bertambah di bawah 100.000 per hari.

Dalam 14 hari terakhir (23 Juli-5 Agustus), jumlah pasien baru bertambah rata-rata 256.363,29 orang per hari. Naik dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 221.142,64 orang per hari.

Sementara korban jiwa akibat virus corona sudah lebih dari 700.000 orang. Artinya, setiap hari ada hampir 5.900 orang yang tutup usia, satu orang setiap 15 detik.

Mike Ryan, Direktur WHO, mengatakan memang berat untuk menjaga jarak dengan orang lain karena kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Namun mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilakukan karena belum ada vaksin atau virus yang bisa menangkal virus corona.

"Memang sulit, tetapi ini (social distancing) memang diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus. Semua orang memikul tanggung jawab yang sama," tegas Ryan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Memang sulit, serba salah. Kalau 'keran' aktivitas publik dibuka, maka semakin banyak orang meninggal akibat serangan virus. Namun kalau ditutup, tidak sedikit yang akan meninggal karena kelaparan akibat roda ekonomi yang mandek.

Semoga vaksin dan obat virus corona cepat ditemukan dan diedarkan. Jika tidak, maka dilema itu mustahil terselesaikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular