
Pabrik Kertas Rokok RI Hengkang ke Vietnam, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Diam-diam pabrik kertas sigaret untuk kebutuhan industri rokok di Medan relokasi ke Vietnam. Hal ini terjadi pasca pengambilalihan perusahaan produsen kertas tersebut oleh investornya untuk berproduksi di Vietnam.
Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam menyebut sejak ditutupnya pabrik yang bernama PT PPM tersebut pada 2017, kapasitas dan utilisasi industri kertas sigaret secara nasional berkurang. Dampaknya ternyata berimbas pada arus impor produk sejenis ke Indonesia.
"Juga telah terjadi lonjakan impor kertas sigaret sekitar sebesar kurang lebih 43%, yang menyebabkan tergerusnya pangsa pasar kertas sigaret dari produsen dalam negeri," ujar Aryan dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (6/8).
Jika kondisi ini terus berlanjut, maka keberlangsungan industri hasil tembakau dalam negeri pun akan terancam. Sebab, industri hasil tembakau akan sangat bergantung pada impor dan terpapar pada risiko besar seperti fluktuasi kurs rupiah, keharusan menyimpan persediaan bahan baku dalam jumlah yang lebih besar terlebih jika terjadi gangguan logistik global seperti dampak pandemi Covid-19.
Dampaknya diperkirakan bakal ikut melemahkan ketahanan industri dalam negeri. Yaitu peningkatan pengangguran, pengurangan investasi, pengurangan pemakaian sumber daya dalam negeri, dan lonjakan impor kertas sigaret.
Industri hasil tembakau merupakan salah satu sektor strategis domestik yang terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Sektor ini mampu memberikan sumbangsih sekitar Rp 200 triliun terhadap devisa negara. Industri ini juga menyerap tenaga kerja bagi sekitar 1 juta jiwa, termasuk bagi industri pendukungnya.
Di sisi lain, APKI menilai produsen kertas sigaret dalam negeri seringkali mendapatkan hambatan dalam perdagangan ke luar negeri, seperti untuk melakukan ekspor ke China dan Vietnam. Sedangkan produk sejenis mudahnya masuk ke pasar Indonesia.
Mirisnya, hambatan ini dinilai akibat adanya peraturan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) negara lain yang memiliki wewenang untuk mengatur secara monopoli perdagangan bahan baku untuk produk hasil tembakau di China. Termasuk juga adanya peraturan yang menghambat perdagangan bebas dari Vietnam berupa penerapan kuota impor dengan mengutamakan pasokan bahan baku dari dalam negeri mereka.
"Kami yakin bahwa instansi terkait akan segera menindaklanjuti dengan segera, terlebih di saat bayang-bayang akan krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi ini telah ada di depan mata. Tekanan yang dialami dari ancaman kerugian atas terjadinya lonjakan impor ini dapat menyebabkan industri kertas sigaret di dalam negeri tidak dapat bertahan lebih lama lagi," kata Aryan.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Gelombang PHK Sudah Terjadi di Pabrik Rokok