#PrayForLebanon: Ekonomi Menderita, Ada Ledakan Pula...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 August 2020 06:15
Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)
Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)

Selain itu, sebenarnya ekonomi Lebanon juga sedang berduka. Ekonomi Lebanon sudah mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sejak 2018 dan belum sembuh sampai sekarang.

Pada 2018, ekonomi Lebanon terkontraksi -1,9% dan setahun berikutnya -3,%. Tahun ini, Bank Dunia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Lebanon anjlok -10,8%.

Defisit fiskal Lebanon juga terus membengkak. Kalau tahun lalu defisit anggaran ada di 10,6% dari PDB, tahun ini diperkirakan mencapai 12,2%. Pada Maret lalu, pemerintah Lebanon sampai gagal bayar (default) obligasi berdenominasi euro sebesar EUR 1,2 milar.

lebanonBank Dunia

Nestapa ekonomi Lebanon disebabkan oleh pelemahan nilai tukar mata uangnya, pound Lebanon (LBP). Sejak 1997, LBP dipatok di sekitar US$ 1.500/LBP.

Jadi kalau melihat nilai tukar yang resmi, LBP memang 'anteng' saja. Memang sempat ada lonjakan pada Mei lalu, tetapi bisa diatasi dengan cepat.

Namun di lapangan yang terjadi tidak seperti itu. Meski kurs resmi 1 US$=LBP 1.500, tetapi kenyataannya 1 US$ bisa setara dengan LBP 10.000. Hanya mereka yang berada di lapisan atas bisa menikmati kurs resmi.

Ini membuat LBP menjadi tidak ada harganya. Nilai uang yang tidak berarti akan menyebabkan inflasi. Pada Desember 2019, inflasi pangan Lebanon tercatat 9,77% year-on-year (YoY). Tengah tahun ini, inflasi pangan meroket menjadi 246,62% YoY.

Inflasi yang meroket membuat daya beli rakyat Lebanon tergerus. Mengutip Gulf News, gambarannya adalah dulu satu kilogram daging bisa dengan US$ 9. Sekarang harus sedia uang US$ 42 untuk mendapatkan daging dengan jumlah yang sama.

Akibat LBP yang seakan tidak ada harganya, sebagian warga Lebanon kembali ke zaman primitif: barter. Bahkan sampai ada grup di media sosial Facebook dengan nama Lebanon Barters. Grup tersebut menawarkan barang dan jasa dengan imbalan non-uang.

"Misalnya, saya punya alat pembersih botol susu bayi. Sekarang saya sudah tidak membutuhkannya, karena anak-anak sudah besar, dan saya bisa menukar alat itu dengan barang lain. Situasi memang sulit, tetapi saya tidak mau mengemis dan merendahkan harga diri. Saya bersedia untuk menukar menukar beberapa helai pakaian untuk sepotong roti," sebut salah seorang anggota grup itu, seperti dikutip dari Reuters.

Sebegitu nelangsanya kondisi rakyat Lebanon. Ditambah lagi dengan wabah virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), tentu situasi bakal bertambah runyam. Tragedi ledakan di Beirut pasti akan menambah beban rakyat Lebanon.

#PrayForLebanon boleh, tetapi aksi nyata pasti akan sangat membantu...

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular