Internasional

Trump: Ledakan Beirut Mungkin Serangan Bom

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 August 2020 15:42
Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)
Foto: Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)

Jakarta, CNBC IndonesiaPresiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020), merupakan sebuah serangan.

Trump menyatakan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan. Presiden kontroversial itu mengutip pernyataan pejabat militer AS yang memberi informasi kepadanya.

"Ini - menurut mereka, mereka akan tahu lebih baik daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan. Itu semacam bom," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.

Namun demikian, sebelumnya, tiga pejabat Departemen Pertahanan AS telah mengatakan kepada CNN bahwa tidak ada indikasi yang menunjukkan jika ledakan itu adalah serangan.

"Para pejabat, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan mereka tidak tahu apa yang dibicarakan Presiden," lapor media tersebut.

Namun, apabila ada indikasi serangan skala besar semacam itu ditemukan, maka hal itu akan membuat AS meningkatkan perlindungan untuk pasukan dan asetnya di wilayah tersebut.

Dalam kesempatan itu, Trump juga menyampaikan belasungkawa pada para korban dan menawarkan bantuan kepada rakyat Lebanon. "Insiden itu serangan mengerikan." katanya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga turut menyampaikan belasungkawa. "Kami sedang memonitor dan siap membantu orang-orang Lebanon ketika mereka pulih dari tragedi ini."

Di Libanon, Duta Besar Amerika Serikat untuk negara itu, Dorothy Shea, juga menyatakan simpati yang tulus kepada para korban dan keluarga mereka.

"Kami berduka atas setiap kehilangan akibat tragedi mengerikan ini bersama rakyat Lebanon," katanya dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di Twitter.

Ledakan dahsyat di Beirut, ibukota Lebanon, terjadi di Pelabuhan Beirut (Port of Beirut) pada pukul 18.02 Selasa waktu setempat.

Ledakan bersumber di sebuah gudang, yang diyakini menyimpan bahan-bahan yang mudah meledak. Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat, yang digunakan dalam pupuk dan bom, telah disimpan selama enam tahun di gudang pelabuhan itu tanpa langkah-langkah keamanan.

Pada saat ledakan terjadi, terlihat kepulan asap hitam dan merah yang mengirimkan gelombang kejut seismic, menghancurkan jendela-jendela, gedung-gedung dan mengguncang ibukota Lebanon itu. Menurut AFP, lebih dari 100 orang meninggal dalam ledakan itu dan lebih 4.000 orang terluka.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Satu WNI Jadi Korban Ledakan Beirut Lebanon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular