
Furnitur Kayu RI Laris Sampai ke 'Negeri Putin'

Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa Timur dan Azerbaijan kini menjadi target pengiriman ekspor furnitur Indonesia. Selain itu, negara Rusia juga jadi bidikan ekspor furnitur Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengungkapkan dua kawasan itu dibidik karena dinilai memiliki potensi, khususnya untuk produk furnitur kayu dan komponen furnitur. Karenanya, perlu strategi tepat dalam menyalurkannya.
"Beberapa strategi untuk menggenjot ekspor produk furnitur ke pasar global, yaitu fokus terhadap produk dan pasar, relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor, peningkatan daya saing produk, penguatan akses pasar, optimalisasi niaga elektronik (e-commerce), penguatan usaha kecil menengah (UKM) berorientasi ekspor melalui program pendampingan ekspor (export coaching program), serta peningkatan ekspor di kawasan ekonomi khusus (KEK) dan pos lintas batas negara," ungkap Kasan dalam keterangan resmi, Selasa (4/8)
Sejumlah strategi itu diharapkan bisa berdampak, terutama terhadap perluasan pasar. Apalagi, ada sejumlah negara yang menjadi fokus, yakni diarahkan ke pasar Polandia, Slovenia, Romania, Kroasia dan termasuk Rusia.
"Untuk pasar Eropa Timur, fokusnya yaitu mempertahankan produk furnitur yang memiliki kekuatan pasar di negara tujuan ekspor, contohnya furnitur kayu (pangsa 41,15 persen), kursi rangka kayu (20,35 persen), furnitur kayu untuk kamar (8,11 persen), furnitur kayu untuk dapur (5,45 persen), dan kursi rotan (3,77 persen)," papar Kasan.
Ia menilai, aturan ekspor ke wilayah Eropa Timur tidak terlalu rumit, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini. Selain itu, juga perlu menentukan akses pintu masuk pasar ke wilayah Eropa Timur yang strategis seperti melalui Turki, Rusia, dan Azerbaijan.
Jika rencana itu berhasil, maka bisa menambah nilai ekspor furnitur di Indonesia. Pada 2019, ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 1,75 miliar. Nilai ekspor furnitur Indonesia periode Januari―Mei 2020 sebesar USD 772 juta dan didominasi produk furnitur berbahan kayu, seperti furnitur kayu (pangsa 41,15 persen), kursi rangka kayu (20,35 persen), furnitur kayu untuk kamar (8,11 persen), furnitur kayu untuk dapur (5,45 persen); dan kursi rotan( 3,77 persen).
Nilai ekspor furnitur Indonesia ke Eropa Timur pada Januari―Mei 2020 tercatat sebesar USD 7,28 juta. Sedangkan, pada 2019 nilai ekspor furnitur Indonesia ke Eropa Timur mencapai USD 15,69 juta, naik 1,16 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan produk utama impor furnitur Eropa Timur dari dunia, antara lain komponen Kursi (HS. 940190), dengan nilai USD 5,98 miliar (pangsa pasar 44,36 persen), furnitur kayu (HS. 940360) USD 1,49 miliar (11,03 persen), komponen furnitur (HS. 940390) USD 1,08 miliar (8,04 persen), furnitur logam (HS. 940320) USD 872,4 juta (6,47 persen), dan jok kursi (HS. 940161) USD 527,3 juta dan (3,91 persen).
Khusus untuk pasar Azerbaijan, permintaan terhadap produk furniturnya mencapai USD 100,55 juta. Indonesia menyuplai sebesar 0,39 persen dari nilai tersebut. Negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia pada Januari―Mei 2020 antara lain Amerika Serikat (pangsa 48,03 persen), Jepang (8,61 persen), Belanda (6,09 persen), Jerman (4,64 persen), dan Belgia (4,14 persen). Sementara itu, pangsa ekspor furnitur Indonesia ke Kawasan Eropa Timur sebesar 1,01 persen.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pebisnis di Kampung Halaman Jokowi Bertumbangan, Gegara Ini!