
Skandal Mega Korupsi Najib Razak & Citra Malaysia

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana MenteriĀ Najib Razak akhirnya dijatuhi hukuman penjara 12 tahun. Ia pun didenda 210 juta ringgit alias Rp 71,77 miliar karena terlibat dalam skandal korupsi terbesar dalam sejarah Malaysia 1Malaysia Development Berhard (1MDB).
Pria berusia 67 tahun itu dinyatakan bersalah atas tujuh dakwaan dalam persidangan pertamanya kemarin. Ia masih akan melalui sejumlah persidangan lainnya.
Najib, ditulis Reuters, didakwa melanggar kepercayaan dan melakukan penyalaghunaan kekuasaan. Ia juga terbukti menerima hampir 42 juta ringgit atau US$ 10 juta (Rp 140 miliar) secara ilegal dana dari SCR International, anak usaha 1MDB.
Ini mungkin menjadi akhir perjalanan karier politik Najib. Meski begitu, Najib meminta banding dan menegaskan dirinya tak bersalah.
Lalu bagaimana kasus ini terjadi?
Ditulis AFP, 1MDB adalah dana investasi negara yang diluncurkan Najib pada tahun 2009, tak lama setelah menjabat sebagai perdana menteri. Portopolionya meliputi pembangkit listrik dan aset energi lainnya, di Malaysia dan Timur Tengah serta sebuah proyek real estate di Kuala Lumpur.
Dana ini, alih-alih diawasi lembaga khusus, dipantau sendiri oleh Najib. Menurut Whistleblower, seorang pemodal Malaysia bernama Low Taek Jho juga membantu Najib mendirikan 1MDB sekaligus membuat keputusan keuangan di lembaga itu.
Kekhawatiran akan 1MDB muncul kala di 2014 lembaga ini terjebak dalam hutang hingga US$ 11 miliar. Pengawas publik pun mengatakan banyak dana yang hilang.
Skandal pun dibuka media lokal Serawak Report. Namun mendapat perhatian internasional saat diberitakan Wall Street Journal di mana media AS itu menerbitkan dokumen bahwa Najib menerima US$ 681 juta pembayaran ke rekening bank pribadinya.
Kasus ini menyeret penyelidikan mandiri oleh Kehakiman AS. Mengingat ada dana publik Malaysia yang mengalir ke sistem keuangannya.
Departemen itu mengatakan lebih dari US$ 4,5 miliar dicuri dari 1MDB antara 2009-20015 oleh pejabat tingkat tinggi dan rekanannya. Sebanyak puluhan juta dolar, digunakan anak tiri Najib bernama Riza Aziz, dan dipakai untuk mendanai The Wolf of Wall Street film yang dibintangi Leonardo DiCaprio.
Ratusan juta juga dipakai Riza, dan Low, untuk membeli real estate berkelas di Beverly Hills dan New York AS serta London Inggris.
Ini juga termasuk membeli lukisan mahal milik Monet (US$ 35 juta), Van Gogh (US$ 5,5 juta), bombardier (US$ 35 juta), saham EMI Music Publishing (US$ 100 juta) dan kapal pesiar (US$ 250 juta).
Kasus ini sempat tertutup saat Najib masih menjadi PM. Ia menahan kritik dengan sejumlah UU Refersif.
Sayangnya popularitasnya melorot. Ia pun kalah dalam Pemilu 2018.
Saat itu, Perdana Menteri Mahathir Mohammad lalu membuka kembali investigasi atas kasus 1MDB. Najib pun disidang kembali sejak April 2019.
Meski begitu, keputusan pengadilan ini belum usai. Najib juga akan dihadapkan pada pengadilan lain.
![]() FILE PHOTO: Malaysia's Prime Minister Najib Razak of Barisan Nasional (National Front) and his wife Rosmah Mansor show their ink-stained fingers after voting in Malaysia's general election in Pekan, Pahang, Malaysia, May 9, 2018. REUTERS/Athit Perawongmetha/File Photo |
Ia dituduh mendapatkan dana hingga 2,28 miliar ringgit dari 1 MDB. Total dakwaan untuk Najib sebanyak 42, dengan lima persidangan berbeda.
Memperbaiki Citra
Sementara itu sejumlah pengamat menilai hasil ini baik untuk citra Malaysia. Terutama kredibilitas pemerintah saat ini di bawah Muhyiddin Yassin.
"Hukuman itu akan berfungsi sebagai landasan yang kuat untuk penuntutan dalam melanjutkan persidangan terkait 1MDB," kata Oh Ei Sun, seorang rekan senior di Institut Urusan Internasional Singapura dikutip dari AP.
Ia mengatakan pemerintah Muhyiddin Yassin akan dilihat memiliki citra positif. Meskipun Muhyiddin sekarang bergantung pada partai Najib untuk dukungan, setelah bermasalah dengan koalisi sebelumnya dan Mahathir Mohamad.
"Putusan itu "benar-benar" baik untuk Malaysia," kata analis lainnya Bridget Welsh, dari University of Nottingham Malaysia.
"Perlu diingat bahwa mayoritas orang Malaysia memilih (pada 2018) untuk perubahan politik, dan kasus 1MDB adalah katalisator dalam hal itu. Kasus 1MDB merusak reputasi Malaysia dan saya pikir hari ini berusaha untuk memulihkannya."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siapa Najib Rajak Mantan PM Malaysia yang Dihukum Penjara?
